Kamis, 29 April 2010

Penilaian Persediaan (Pendekatan Dasar Biaya)

PENILAIAN PERSEDIAAN: PENDEKATAN DASAR BIAYA
A. Klasifikasi dan Pengendalian Persediaan
1. Klasifikasi
Persediaan adalah pos-pos aktiva yang dimiliki untuk dijual dalam operasi bisnis normal atau barang yang akan digunakan atau dikonsumsi dalam memproduksi barang akan dijual. Deskripsi dan pengukuran persediaan membutuhkan kecermatan karena investasi dalam persediaan biasanya merupakan aktiva lancar paling besar dari perusahaan barang dagang (ritel) dan manufaktur.
a. Biaya yang dibebankan ke barang dan bahan baku yang ada ditangan tetapi belum dialihkan ke produksi dilaporkan sebagai persediaan bahan baku.
b. Biaya bahan baku untuk produk yang telah dibuat tetapi belum selesai, ditambah biaya tenaga kerja langsung yang diaplikasikan secara khusus kebahan baku ini dan biaya over head yang dialokasikan, merupakan persediaan barang dalam proses.
c. biaya yang berkaitan dengan produk yang telah selesai tetapi belum terjual pada akhir periode fiskal dilaporkan sebagai persediaan barang jadi.
2. Pengendalian
Karena berbagai alasan, manajemen sangat berkepentingan dengan perencanaan dan pengendalian persediaan. Jika pos-pos yang belum terjual telah tertumpuk dalam persediaan, maka perusahaan akan menghadapi kemungkinan kerugian. Penjualan dan pelanggan bisa hilang jika produk yang dipesan tidak tersedia dengan model, kualitas, dan kuantitas yang diinginkan. Begitu juga perusahaan, harus selalu memonitor tingkat persediaan secara seksama untuk membatasi biaya pembiayaan akibat banyaknya timbunan persediaan.
-Sistem Perpetual
Menurut system persediaan perpetual, catatan yang berkelanjutan menyangkut perubahan persediaan dicerminkan dalam akun persediaan. Yaitu semua pembelian dan penjualan (pengeluaran) barang dicatat secara langsung ke akun persediaan pada saat terjadi. Karakteristik akuntansi dari sistem perpetual adalah:
a. Pembalian barang untuk dijual atau pembelian bahan baku untuk produksi didebet ke persediaan dan bukan kepembelian.
b. Biaya trasportasi masuk, retur pembelian dan pengurangan harga, serta diskon pembelian dicatat dalam persediaan bukan dalam akun terpisah.
c. Harga pokok penjualan diakui untuk setiap penjualan dengan mendebet akun harga pokok penjualan, dan mengkredit persediaan.
d. Persediaan merupakan akun pengendali yang didukung oleh buku besar pembantu yang berisi catatan persedian individual.
-Sistem Periodik
Menurut sistem persediaan periodik, kualitas persediaan ditangan ditentukan, seperti yang tersirat oleh namanya, secara periodik. Semua pembelian persediaan selama periode akuntansi dicatat dengan mendebet akun pembelian. Total akun pembelian pada akhir peiode akuntansi ditambahkan ke biaya persediaan di tangan pada awal periode untuk menentukan total biaya barang yang tersedia untuk dijual selama periode berjalan. Kemudian total biaya barang yang tersedia untuk dijual dikurangi dengan persediaan akhir untuk menentukan harga pokok penjualan.
Kelebihan dan kekurangan persediaan perpetual umumnya merupakan salah saji harga pokok penjualan. Perbedaan ini mrupakan hal yang normal, yang mungkin diakibatkan oleh penciutan, kerusakan, pencurian, kesalahan pencatatan, dan sebagainya. Kelebihan dan kekurangan persediaan merupakan penyesuaian harga pokok penjualan.

B. Kuantitas yang Dimasukkan sebagai Metode Pencatatan Sediaan
1. Barang dalam Perjalanan
Barang dalam perjalan merupakan barang yang dikirim atas dasar f.o.b. shipping point yang masih berada dalam perjalanan pada akhir periode akan menjadi milik pembeli dan harus diperlihatkan dalam catatan pembeli.
2. Barang Konsinyasi
Menurut kesepakatan ini, salah satu pihak mengirim barang kepihak lain , yang bertindak sebagai agen consignor dalam menjual barang konsinyasi.
3. Perjanjian Penjualan Khusus
Tiga situasi penjualan khusus akan diilustrasikan untuk mengindikasikan jenis-jenis masalah yang dapat ditemukan dalam praktek, yaitu:
a. Penjualan dengan perjanjian beli kembali.
b. Penjualan dengan tingkat retur yang tinggi.
c. Penjualan cicilan.

C. Pengakuan Harga Perolehan Persediaan
Biaya barang yang tersadia untuk dijual atau digunakan adalah jumlah dari (1) biaya barang yang ada ditangan pada awal periode dan (2) biaya barang yang dibeli atau diproduksi selama periode berjalan. Harga pokok penjualan adalah perbedaan antara biaya barang yang tersedia untuk dijual selama periode berjalan dengan biaya barang yang ada ditangan pada akhir periode.
Penilaian persediaan bisa menjadi proses yang kompleks yang memerlukan penetuan atas:
a. Barang fisik yang harus dimasukkan dalam persediaan.
b. Biaya-biaya yang harus dimasukkan dalam persediaan.
c. Asumsi arus biaya yang harus diadopsi.

D. Metode Penilaian Sediaan
1.. Identifikasi Khusus
Identifikasi khusus digunakan dengan cara mengidentifikasi setiap barang yang dijual dan setiap barang dalam pos persediaan.
2. Biaya Rata-Rata
Metode biaya-rata-rata menghitung harga pos-pos yang terdapat dalam persediaan atas dasar biaya rata-rata barang yang sama yang tersedia selama satu periode.
3. First-In, First-Out (FIFO)
Metode FIFO mengasumsikan bahwa barang-barang digunakan (dikeluarkan) sesuai urutan pembeliannya. Dengan kata lain, metode ini mengasumsikan bahwa barang pertama yang digunakan (dalam perusahaan manufaktur) atau dijual (dalam perusahaan dagang). Karena itu, persediaan yang tersisa merupakan barang yang dibeli paling terakhir.
4. Last-In, Firt-Out (LIFO)
Metode LIFO menandingkan biaya dari barang-barang yang peling akhir dibeli terhadap pendapatan. Jiak yang digunakan adalah persediaan periodik, maka akan diasumsikan bahwa biaya dari total kuantitas yang terjual atau dikeluarkan selama suatu bulan berasal dari pembelian paling akhir.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar