Kamis, 29 April 2010

Pengakuan Pendapatan

PENGAKUAM PENDAPATAN
A. Lingkungan Saat Ini
Masalah waktu yang tepat untuk mengakui pendapatan telah mendapat perhatian besar selama beberapa tahun terakhir. Serangkaian kasus yang dipublikasikan secara luas mengenai perusahaan yang mengakui pendapatan secara prematur telah mengkibatkan SAC semakin meningkatkan pengawasannya dalam hal ini. Pengakuan pendapatan yang tidak tepat dapat terjadi dalam semua industri.

Pedoman untuk Pengakuan Pndapatan
Prinsip pengakuan pendapatan menetapkan bahwa pendapatan diakui pada saat (1) direalisasi atau dapat direalisasi dan (2) dihasilkan.
Empat transaksi pendapatan telah diakui sesuai dengan prinsip ini:
1. Pendapatan dari penjualan produk diakui pada tanggal penjualan, yang biasanya diinterpretasikan sebagai tanggal penyerahan kepada pelanggan.
2. Pendapatan dari pemberian jasa diakui ketika jasa-jasa itu telah dilaksanakan dan dapat ditagih.
3. Pendapatan dari mengijinkan pihak lain ketika menggunakan aktiva perusahaan, seperti bunga, sewa, dan royalti, diakui sesuai dengan berlalunya waktu atau ketika aktiva itu digunakan.
4. pendapatan dari pelepasan aktiva selain produk diakui pada tanggal penjualan.

Penyimpangan dari Dasar Penjualan
Suatu studi yang dilakukan FASB menemukan beberapa alasan umum untuk menyimpang dari dasar penjualan. Salah satu alasannya adalah keinginan untuk mengakui lebih awal dalam proses menghasilkan laba, dan bukan pada saat penjualan jika terdapat tingkat kepastian yang tinggi mengenai jumlah pendapatan yang dihasilkan. Alasan yang kesdua adalah keinginan untuk menangguhkan pengakuan pendapatan setelah saat penjualan jika tingkat ketidakpastian mengenai jumlah pendapatan maupun biaya cukup tinggi, atau jika penjualan bukan merupakan penyelesaian yang substansi dari proses menghasilkan laba.

B. Pengakuan Pendapatan Pada Saat Penjualan (Penyerahan)
Penjualan dengan Perjanjian Beli kembali
Jika terdapat perjanjian beli kembali dengan harga tertentu dan harga ini dapat menutup semua biaya persediaan ditambah biaya kepemilikan yang terkait, maka persediaan dan kewajiban yang terkait itu tetap ada dalam pembukuan penjual. Dengan kata lain, tidak terjadi penjualan.

Penjualan dengan Hak Retur
FASB menyimpulkan bahwa jika suatu perusahaan menjual produknya tetapi memberikan pembali hak untuk mengembalikan produk itu, maka pendapatan dari transaksi penjualan ini akan diakui pada saat penjualan hanya jika semua dari enam kondisi berikut terpenuhi:
1. Harga penjual pada pembeli pada hakikatnya tetap (fixed) atau dapat ditentukan ditantukan pada tanggal penjualan.
2. Penmbeli sudah membayar penjual, atau pembeli berkewajiban untuk membayar penjual, dan kewajiban itu tidak tergantung pada penjualan kembali produk tersebut.
3. Kewajiban pembeli kepada penjual tidak akan berubah apabila terjadi pencurian atau kerusakan atau rusaknya fisik produk.
4. Pembeli memperoleh produk untuk dijual kembali memiliki substansi ekonomi yang terpisah dari yang diberikan oleh penjual.
5. Penjual tidak memiliki kewajiban yang signifikan atas kinerja masa depan yang secara langsung menyebabkan penjualan kembali produk itu oleh pembeli.
6. jumlah retur dimasa depan dapat diestimasi secara layak.

Trade Loading dan Channel Stuffing
Trade Loading dan Channel Stuffing merupakan keputusan serta kebijakan manajemen dan pemasaran yang melambungkan penjualan, menyimpangkan hasil operasi, dan menghias laporan keuangan. Jika digunakan tanpa ketentuan yang tepat untuk retur penjualan, channel stuffing merupakan contoh.



C. Pengakuan Pendapatan Sebelum Penyerahan
Kebanyakan, pengakuan pada saat penjualan (penyerahan) digunakan karena sebagian besar ketidakpastian mengenai proses menghasilkan laba dan harga pertukaran sudah diketahui. Akan tetapi, pada situasi tertentu pendapatan diakui sebelum penyelesaian dan penyerahan.
Ada dua metode akuntansi yang sangat berbeda untuk kontrak konstruksi jangkah panjang yang diakui oleh profesi akuntansi:
1. Akuntansi Persentasi Penyelesaian. Pendapatan dan laba kotor diakui setiap periode berdasarkan kemajuan proses konstruksi, yaitu persentase penyelesaian. Biaya konstrukasi ditambah laba kotor yang dihasilkan sampai hari ini diakumulasi dalam sebuah akun persediaan (konstruksi dala proses), dan termin diakumulasi dalam akun kontra persediaan (Tagihan atas Konstruksi dalam Proses).
2. Metode Kontrak Selesai. Pendapatan dan laba kotor hanya diakui pada saat kontrak diselesaikan. Biaya konstruksi diakumulasi dalam suatu akun kontra persediaan (Tagihan atas Konstruksi dalam Proses).

Kerugian Kontrak Jangkah Panjang
Dua jenis kerugian dapat timbul pada kontrak jangkah panjang:
1. Kerugian Periode Berjalan atas Kontrak yang Menguntungkan.
2. Kerugian atas Kontrak yang Tidak Menguntungkan.
Pengungkapan dalam Laporan Keuangan
Selain menyajikan pengungkapan laporan keuangan yang disyaratkan bagi semua perusahaan, kontraktor konstruksi biasanya juga membuat beberapa pengungkapan yang unik. Umumnya pengungkapan tambahan ini dibuat dalam catatan atas laporan keuangan. Misalnya, kontraktor konstruksi harus mengungkapkan metode pengakuan pendapatan.

D. Pengakuan Pendapatan Setelah Pendapatan
Metode Akuntansi Penjualan Cicilan
Metode ini mengakui laba dalam periode-periode diterimanya hasil penagihan dan bukan dalam periode penjualan. Menurut metode akuntansi penjualan cicilan, pengakuan laba ditangguhkan sampai periode penagihan kas. Baik pendapatan maupun harga pokok penjualandiakui dalam periode penjualan tetapi laba kotor yang terkait ditangguhkan sampai periode penagihan yang diantisipasi di masa datang dan kemudian biaya serta beban yang terkait ditangguhkan, melainkan hanya proporsi laba kotornya yang ditangguhkan, yang setara dengan penangguhan penjualan dan harga pokok penjualan. Beban-beban lainnya, yakni beban penjualan, beban administrasi, dan sebagainya, tidak ditangguhkan.

Metode Pemulihan Biaya
Menurut metode pemulihan biaya, tidak ada laba yang diakui sampai pembayaran kas oleh pembeli melebihi harga pokok barang dagang yang dijual oleh penjual. Sesudah semua biaya dipulihkan, setiap tambahan kas yang tertagih dimasukkan dalam laba.

Metode Simpanan
Menurut metode simpanan, penjualan melaporkan kas yang diterima dari pembeli sebagai uang tanggungan atas kontrak dan mengklasifikasikannya sebagai kewajiban (simpanan yang dapat dikembalikan atau uang muka pelanggan) di neraca.
Perbedaan utama antara metode cicilan dan metode pemulihan biaya serta metode simpanan adalah bahwa dalam metode cicilan dan pemulihan biaya penjualan diasumsikan telah melaksanakan kontrak, tetapi penagihan kas sangat tidak pasti. Dalam metode simpanan, penjual belum melaksanakan kontrak dan tidak ada klaim yang sah.

Penilaian Persediaan (Pendekatan Dasar Biaya)

PENILAIAN PERSEDIAAN: PENDEKATAN DASAR BIAYA
A. Klasifikasi dan Pengendalian Persediaan
1. Klasifikasi
Persediaan adalah pos-pos aktiva yang dimiliki untuk dijual dalam operasi bisnis normal atau barang yang akan digunakan atau dikonsumsi dalam memproduksi barang akan dijual. Deskripsi dan pengukuran persediaan membutuhkan kecermatan karena investasi dalam persediaan biasanya merupakan aktiva lancar paling besar dari perusahaan barang dagang (ritel) dan manufaktur.
a. Biaya yang dibebankan ke barang dan bahan baku yang ada ditangan tetapi belum dialihkan ke produksi dilaporkan sebagai persediaan bahan baku.
b. Biaya bahan baku untuk produk yang telah dibuat tetapi belum selesai, ditambah biaya tenaga kerja langsung yang diaplikasikan secara khusus kebahan baku ini dan biaya over head yang dialokasikan, merupakan persediaan barang dalam proses.
c. biaya yang berkaitan dengan produk yang telah selesai tetapi belum terjual pada akhir periode fiskal dilaporkan sebagai persediaan barang jadi.
2. Pengendalian
Karena berbagai alasan, manajemen sangat berkepentingan dengan perencanaan dan pengendalian persediaan. Jika pos-pos yang belum terjual telah tertumpuk dalam persediaan, maka perusahaan akan menghadapi kemungkinan kerugian. Penjualan dan pelanggan bisa hilang jika produk yang dipesan tidak tersedia dengan model, kualitas, dan kuantitas yang diinginkan. Begitu juga perusahaan, harus selalu memonitor tingkat persediaan secara seksama untuk membatasi biaya pembiayaan akibat banyaknya timbunan persediaan.
-Sistem Perpetual
Menurut system persediaan perpetual, catatan yang berkelanjutan menyangkut perubahan persediaan dicerminkan dalam akun persediaan. Yaitu semua pembelian dan penjualan (pengeluaran) barang dicatat secara langsung ke akun persediaan pada saat terjadi. Karakteristik akuntansi dari sistem perpetual adalah:
a. Pembalian barang untuk dijual atau pembelian bahan baku untuk produksi didebet ke persediaan dan bukan kepembelian.
b. Biaya trasportasi masuk, retur pembelian dan pengurangan harga, serta diskon pembelian dicatat dalam persediaan bukan dalam akun terpisah.
c. Harga pokok penjualan diakui untuk setiap penjualan dengan mendebet akun harga pokok penjualan, dan mengkredit persediaan.
d. Persediaan merupakan akun pengendali yang didukung oleh buku besar pembantu yang berisi catatan persedian individual.
-Sistem Periodik
Menurut sistem persediaan periodik, kualitas persediaan ditangan ditentukan, seperti yang tersirat oleh namanya, secara periodik. Semua pembelian persediaan selama periode akuntansi dicatat dengan mendebet akun pembelian. Total akun pembelian pada akhir peiode akuntansi ditambahkan ke biaya persediaan di tangan pada awal periode untuk menentukan total biaya barang yang tersedia untuk dijual selama periode berjalan. Kemudian total biaya barang yang tersedia untuk dijual dikurangi dengan persediaan akhir untuk menentukan harga pokok penjualan.
Kelebihan dan kekurangan persediaan perpetual umumnya merupakan salah saji harga pokok penjualan. Perbedaan ini mrupakan hal yang normal, yang mungkin diakibatkan oleh penciutan, kerusakan, pencurian, kesalahan pencatatan, dan sebagainya. Kelebihan dan kekurangan persediaan merupakan penyesuaian harga pokok penjualan.

B. Kuantitas yang Dimasukkan sebagai Metode Pencatatan Sediaan
1. Barang dalam Perjalanan
Barang dalam perjalan merupakan barang yang dikirim atas dasar f.o.b. shipping point yang masih berada dalam perjalanan pada akhir periode akan menjadi milik pembeli dan harus diperlihatkan dalam catatan pembeli.
2. Barang Konsinyasi
Menurut kesepakatan ini, salah satu pihak mengirim barang kepihak lain , yang bertindak sebagai agen consignor dalam menjual barang konsinyasi.
3. Perjanjian Penjualan Khusus
Tiga situasi penjualan khusus akan diilustrasikan untuk mengindikasikan jenis-jenis masalah yang dapat ditemukan dalam praktek, yaitu:
a. Penjualan dengan perjanjian beli kembali.
b. Penjualan dengan tingkat retur yang tinggi.
c. Penjualan cicilan.

C. Pengakuan Harga Perolehan Persediaan
Biaya barang yang tersadia untuk dijual atau digunakan adalah jumlah dari (1) biaya barang yang ada ditangan pada awal periode dan (2) biaya barang yang dibeli atau diproduksi selama periode berjalan. Harga pokok penjualan adalah perbedaan antara biaya barang yang tersedia untuk dijual selama periode berjalan dengan biaya barang yang ada ditangan pada akhir periode.
Penilaian persediaan bisa menjadi proses yang kompleks yang memerlukan penetuan atas:
a. Barang fisik yang harus dimasukkan dalam persediaan.
b. Biaya-biaya yang harus dimasukkan dalam persediaan.
c. Asumsi arus biaya yang harus diadopsi.

D. Metode Penilaian Sediaan
1.. Identifikasi Khusus
Identifikasi khusus digunakan dengan cara mengidentifikasi setiap barang yang dijual dan setiap barang dalam pos persediaan.
2. Biaya Rata-Rata
Metode biaya-rata-rata menghitung harga pos-pos yang terdapat dalam persediaan atas dasar biaya rata-rata barang yang sama yang tersedia selama satu periode.
3. First-In, First-Out (FIFO)
Metode FIFO mengasumsikan bahwa barang-barang digunakan (dikeluarkan) sesuai urutan pembeliannya. Dengan kata lain, metode ini mengasumsikan bahwa barang pertama yang digunakan (dalam perusahaan manufaktur) atau dijual (dalam perusahaan dagang). Karena itu, persediaan yang tersisa merupakan barang yang dibeli paling terakhir.
4. Last-In, Firt-Out (LIFO)
Metode LIFO menandingkan biaya dari barang-barang yang peling akhir dibeli terhadap pendapatan. Jiak yang digunakan adalah persediaan periodik, maka akan diasumsikan bahwa biaya dari total kuantitas yang terjual atau dikeluarkan selama suatu bulan berasal dari pembelian paling akhir.

Investasi Dalam Sekuritas Hutang

INVESTASI

INVESTASI DALAM SEKURITAS HUTANG
Sekuritas hutang adalah instrumen yang menunjukkan hubungan kreditor dengan suatu perusahaan.
Investasi dalam sekuritas hutang dikelompokkan menjadi tiga kategori terpisah untuk tujuan akuntansi dan pelaporan. Ketiga kategori ini adalah sebagai berikut :
1. Dimiliki sampai jatuh tempo.
2. Perdagangan.
3. Tersedia untuk dijual.
Biaya diamortisasi adalah biaya perolehan/akuisisi yang disesuaikan untuk memperhitungkan amortisasi diskonto atau premi, jika dianggap tepat. Nilai wajar adalah jumlah yang digunakan bila instrumen keuangan dipertukarkan dalam transaksi berjalan antara pihak-pihak yang berkeinginan, selain dari penjualan terpaksa atau likuidasi.
a. Sekuritas yang Dimiliki Sampai Jatuh Tempo
Hanya sekuritas hutang yang dapat diklasifikasikan sebagai sekuritas yang dimiliki sampai jatuh tempo karena, menurut definisinya, sekuritas ekuitas tidak mempunyai tanggal jatuh tempo. Sekuritas harus diklasifikasikan sebagai dimiliki sampai jatuh tempo hanya jika entitas yang melaporkan mempunyai (1) nilai positif (2) kemampuan untuk memiliki sekuritas itu sampai jatuh tempo.
Sekuritas yang dimiliki sampai jatuh tempo dipertanggungjawabkan sebesar biaya yang diamortisasi, bukan pada nilai wajarnya. Karena sekuritas yang dimiliki sampai jatuh tempo tidak disesuaikan ke nilai wajar, maka sekuritas ini tidak meningkatkan volatilitas laba yang dilaporkan atau modal yang dilaporkan seperti halnya sekuritas perdagangan dan sekuritas yang tersedia untuk dijual.
b. Sekuritas yang Tersedia Untuk Dijual.
Investasi dalam sekuritas hutang yang termasuk dalam kategori tersedia untuk dijual dilaporkan sebesar nilai wajar. Keuntungan dan kerugian yang belum direalisasi yang berkaitan dengan perubahan nilai wajar sekuritas hutang yang tersedia untuk dijual dicatat dalam akun keuntungan atau kerugian kepemilikan yang belum direalisasi. Akun ini dilaporkan sebagai laba komprohensif lainnya dan sebagai komponen terpisah dari ekuitas pemegang saham sampai direalisasi. Jadi, perubahan nilai wajar tidak dilaporkan sebagai bagian dari laba bersih sampai sekuritas itu dijual. Pendekatan ini mengurangi volatilitas laba bersih.
c. Sekuritas Perdagangan
Sekuritas perdagangan dimiliki dengan maksud akan dijual dalam periode waktu yang singkat. Perdagangan dalam konteks ini berarti pembelian dan penjualan sering dilakukan, dan sekuritas perdagangan digunakan untuk menghasilakan laba dari selisih harga jangkah pendek. Periode kepemilikan atas sekuritas ini biasanya kurang dari tiga bulan dan mungkin lebih sering diukur dalam hitungan hari atau jam. Sekuritas ini dilaporkan pada nilai wajar, dengan keuntungan dan kerugian kepemilikan yang belum direalisasi dilaporkan sebagai bagian dari laba bersih.

INVESTASI DALAM SEKURITAS EKUITAS
Sekuritas ekuitas digambarkan sebagai sekuritas yang menunjukkan bagian bagian kepemilikan seperti saham biasa, saham preferen, atau modal saham lainnya.
Investasi oleh satu perusahaan dalam saham biasa perusahaan lain dapat diklasifikasikan menurut persentase saham dengan hak suara investee yang dimiliki investor.
a. Kepemilikan kurang dari 20% (metode nilai wajar)-investor mempunyai hak pasif.
b. Kepemilikan antara 20% dan 50% (metode ekuitas)-investor mempunyai pengaruh yang signifikan.
c. Kepemilikan lebih dari 50% (laporan konsolidasi)-investor mempunyai hak mengendalikan.

MASALAH PELAPORAN LAINNYA
a. Penyajian Investasi Dalam Laporan Keuangan
Penyesuaian Reklasifikasi
Perusahaan mempunyai opsi untuk menampilkan komponen-komponen laba komprehensif lainnya tersebut (1) dalam laporan laba-rugi dan laba komprehensif gabungan, (2) dalam laporan komprehensif yang terpisah yang dimulai dengan laba bersih, atau (3) dalam laporan ekuitas pemegang saham.
Pelaporan perubahan keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi dalam laba komprehensif bersifat langsung kecuali jika sekuritas dijual selama tahun berjalan. Dalam situasi ini, terjadi perhitungan ganda apanila keuntungan atau kerugian yang direalisasi dilaporkan tidak hanya sebagai bagian dari laba bersih tetapi juga diperlihatkan sebagai bagian dari laba komprehensif lain dalam periode berjalan atau dalam periode sebaelumnya.
b. Penurunan Nilai
Setiap investasi harus dievaluasi pada setiap tanggal pelaporan untuk menentukan apakah investasi itu mengalami penurunan nilai (impairment) yang bersifat tidak temporer. Kepailitan atau krisis likuiditas signifikan yang dialami investee adalah contoh-contoh situasi yang menunjukan hilangnya nilai itu bagi investor mungkin bersifat permanen. Jika penurunan dianggap tidak temporer, maka dasar biaya dari setiap sekuritas diturunkan sampai kedasar biaya yang baru. Jumlah penurunan itu diperhitungkan sebagai kerugian yang direalisasikan dan karenanya dimasukkan dalam laba bersih.
c. Transfer Di Antara Kategori
Transfer diantara setiap kategori diperhitungkan sebesar nilai wajar. Jadi, jika sekuritas yang tersedia untuk dijual ditransfer ke investasi yang dimiliki sampai jatuh tempo, maka investasi baru ini dicatat pada tanggal transfer sebesar nilai wajar kategori yang baru. Demikian pula, jika investasi yang dimiliki sampai jatuh tempo ditransfer menjadi investasi yang tersedia untuk dijual, maka investasi yang baru dicatat pada nilai wajarnya.
d. Kontrofersi Nilai Wajar
1. Pengukuran Berdasarkan Niat
2. Perdagangan Keuntungan
3. Kewajiban Tidak Dinilai Secara Wajar.

Kewajiban Jangka Panjang

LONG-TERM LIABILITIES
(Kewajiban Jangkah Panjang)

Issuing Long Term Debt (Menerbitkan Utang Jangkah Panjang)
Long-term debt terdiri dari pengorbanan masa depan yang sangat mungkin dari manfaat ekonomi yang berasal dari kewajiban sekarang yang dibayarkan didalam jangka satu tahun atau siklus operasi perusahaan, mana yang lebih lama.
Yang tergolong utang jangkah panjang:
• Bond Pavable
• Long-term notes payable
• Mortgages payable (hipotik)
• Pensiop Liabilities
• Leases Liabilities
Utang jangkah panjang mempunyai berbagai ketentuan, pembatas untuk melindungi pemberi pinjaman. Ketentuan dan persyaratan antara peminjam dan pemberi pinjaman dinyatakan dalam kontrak obligasi atau perjanjian utang. Pokok-pokok yang sering disebutkan dalam perjanjian terdiri dari : jumlah yang diotorisasikan dalam perjanjian, suku bunga (interest rate), tanggal jatuh tempo, call provisions (penebusan), kekayaan sebagai jaminan, persyaratan dana pelunasan, modal kerja, dan pembatasan deviden.
Obligasi dapat dilihat dari dua sisi:
• Dari sisi debitur adalah yang mengeluarkan obligasi
• Dari sisi investor adalah pembelian obligasi untuk dimiliki dalam jangkah panjang
Bond Fayable
Tujuan utama obligasi adalah untuk meminjam dalam jangkah panjang apabila jumlah modal yang diperlukan terlalu besar untuk disediakan oleh satu pemberi pinjaman.

Obligasi yang timbul dari suatui kontrak dikenal sebagai bond indenture (surat kontrak) dan merupakan janji untuk membayar.
• Dicantumkan nilai nominal (face value)
• Tanggal jatuh tempo
• Bunga periodic
• Waktu akan dilunasi obligasi
Types and Ratings of Bonds
 Term bond, yaitu obligasi yang tanggal jatuh temponya bersamaan untuk seluruh obligasi yang dikeluarkan.
 Serial bond, yaitu obligasi yang dikeluarkan bersamaan, tetapi tanggal jatuh temponya terjadi secara bertahap.
 Col’ateral trust bond, yaitu obligasi yang dijamin dengan surat berharga dari perusahaan lain.
 Debenture bond, obligasi yang tidak dijamin.
 Convertible bond, yaitu obligasi yang pada waktu tertentu dapat ditukar dengan surat berharga, misalnya saham.
 Commodity backed bond, yaitu obligasi yang pada saat jatuh tempo akan dilunasi dengan persediaan atau barang-barang hasil produksi.
 Income bond, yaitu obligasi yang bunganya tergantung pada laba-rugi perusahaan.
 Registered bond, yaitu obligasi yang lama dan alamatnya dicatat ketika membeli, sehingga bunga dapat dikirim ke alamt pemilik.
 Bearer and coupon bond, yaitu obligasi yang nama dan alamat pemegangnya tidak dicatat oleh perusahaan, sehingga siapa saja dapat menerimabunga obligasi.





Valuation of Bonds Payable – Discount and Premium
Harga jual terbitan obligasi ditetapkan oleh:
• Penawaran dan permintaan dari pembali dan penjual
• Relative risk
• Market conditions
• Kondisi ekonomi
Penilaian obligasi adalah nilai sekarang dari arus kas masa depan yang terdiri dari bunga (interest) dan pokok (principal).
Tingkat bunga yang digunakan untuk menhitung nilai sekarang adalah tingkat bunga yang memberikan pengembalian yang dapat diterima atas suatu obligasi yang sebanding dengan karakteristik dari resiko dari penerbitannya.
Tingkat bunga ditulis dalam syarat kontrak obligasi bioasanya tampak pada sertifikat obligasi dikenal sebagai state (tetapan). Tingkat ini ditetapkan oleh penerbit obligasi dinyatakan dalam persentase tertentu dari nilai nominal (face value) atau nilai pari (par value) jumlah pokok (principal amount) atau nilai jatuh tempo(maturity value).
Effective Interest Method (Metode bunga Efektif)
Metode amortisasi diskonto atau premi adalah metode bunga efektif (effective interest method) atau disebut amortisasi nilai sekaang (present value amortization).
Metode bunga efektif:
1. Beban bunga obligasi dihitung pertama dengan mengalihkan nilai tercatat dari obligasi pada awal periode dengan bunga efektif.
2. Amortisasi diskonto dan premi obligasi ditentukan dengan membandingkan beban bunga obligasi dengan bunga yang dibayarkan.
Metode bunga efektif menghasilkan beban bunga periodik yang sama dengan persentase konstan dari nilai tercatat obligasi itu. Metode bunga efektif dan metode garis lurus keduanya menghasilkan jumlah total beban bunga yang sama selama jangka waktu dan jumlah tahunan beban bunga umumnya sama. Apabila jumlah tahunan berbeda secara material, metode bunga efektif disyaratkan menurut prinsip-prinsip yang berterima umum (PABU).
Cost of Issuing Bond
(kos Pengeluaran Obligasi)
Kos pengeluaran Obligasi terdiri atas : percetakan sertifikat obligasi, fee akuntan dan notaris, komisi, kos promosi, dan beban lain yang signifikan.


LONG-TERM NOTES PAYABLE
Hutang wesel jangkah panjang substansinya sama dengan obligasi di mana keduanya mempunyai tanggal jatuh tempo yang tetap dan tingkat yang dinyatakan atau implisit. Namun, wesel tidak dapat diperdagangkan dengan mudah seperti obligasi di pasar modal publik. Perusahaan persekutuan dan nonperseroan menerbitkan wesel sebagai instrumen jangkah panjang, sementara perseroan yang besar menerbitkan baik wesel maupun obligasi.
Akuntansi untuk wesel dan obligasi hampir sama. Seoerti obligasi, wesel dinilai pada nilai sekarang aliran kas bunga dan pokok di masa datang, dengan diskonto atau premium diamortisasi selama jangkah waktu wesel.
Jika wesel tidak berbunga (zero-interest-bearing atau noninterest-bearning) diterbitkan semata-mata untuk kas, nilai sekarangnya diukur oleh kas yang diterima oleh penerbit wesel. Tingkat bunga implisit adalah tingkat yang sama dengan kas yang diterima dengan kas yang diterima dengan jumlah yang diterima di masa datang. Perbedaan antara nilai nominal dan nilai sekarang (kas yang diterima) dicatat sebagai diskonto dan diamortisasi pada biaya bunga selama jangkah waktu wesel.
Hutang Wesel-Situasi Khusus
Transaksi hutang wesel yang baru saja dibahas merupakan jenis transaksi yang umum dijumpai dalam praktik. Ada tiga situasi khusus yang berkaitan dengan transaksi hutang wesel, yaitu:
• Wesel diterbitkan untuk kas dan hal lain.
• Wesel diterbitkan untuk aktiva, barang dan jasa.
• Imputed interest

Wesel diterbitkan untuk aktiva tetap, barang dan jasa
Wesel bisa saja diterbitkan selain kas yauitu aktiva tetap, barang dan jasa. Jika instrumen hutang ditukar dengan aktiva tetap, barang atau jasa merupakan transaksi yang tidak melibatkan pihak istimewa, tingkat bunga yang dinyatakan dianggap wajar kecuali kalau:
• Tidak ada tingkat bunga yang dunyatakan, atau
• Tingkat bunga yang dinyatakan tidak masuk akal, atau
• Nilai nominal yang dinyatakan atas instrumen hutang berbeda material dari jarga jual tunai sekarang untuk item yang sama atau hampir atau dari nilai pasar sekarang atas instruman hutang.
Dalam keadaan ini, nilai sekarang instrumaen hutang diukur oleh nilai wajar aktiva tetap, barang atau jasa atau jumlah yang kira-kira mendekati nilai pasar wesel. Elemen bunga selain dari pada yang dibuktikan oleh tingkat bunga yang dinyatakan adalah perbedaan antara nilai nominal wesel dan nilai wajar aktiva tetap, barang dan jasa.

Akuntansi Untuk Lease

AKUNTANSI UNTUK LEASE
A. Dasar-dasar Leasing
Leasing adalah perjanjian kontraktual antara lessor dan lessee yang memberikan hak kepada lessee untuk menggunakan properti tertentu, yang dimiliki oleh lessor, selama periode waktu tertentu dengan membayar sejumlah uang (sewa) yang sudah ditentukan, yang umumnya dilakukan secara periodik.
Perjanjian yang disetujui oleh lessor dan lessee dapat sangat bervariasi dan hanya dibatasi oleh keinginan kedua pihak.
Keunggulan Lease:
1. Pembiayaan 100% dengan Suku Bunga Tetap.
2. Proteksi terhadap Keusangan.
3. Fleksibilitas.
4. Pembiayaan yang Lebih Murah.
5. Masalah Pajak Minimum Alternatif.
6. Pembiayaan Di Luar Neraca.
Sifat Konseptual dari Lease
Berbagai pandangan tentang kapitalisasi lease adalah sebagai berikut:
1. Jangan Mengkapitalisasi setiap Aktiva yang Dilease
2. Mengkapitalisasi Lease Serupa dengan Pembelian Cicilan.
3. Mengkapitalisasi Semua Lease Jangkah Panjang.
4. Mengkapitalisasi Lease Perusahaan di mana Penalti atas Pelanggaran Perjanjian Berjumlah Substansial.

B. Akuntansi oleh Lessee
Kriteria Kapitalisasi (Lessee)
• Lease mentransfer kepemilikan properti kepada lessee.
• Lease memiliki opsi untuk membeli dengan harga khusus (bargian Purchase option).
• Jangkah waktu lease sama dengan atau lebih 75% dari estimasi umur ekonomis aktiva yang dilease.
• Nilai sekarang dari pembayaran lease minimum (tidak termasuk biaya executory) sama dengan atau melebihi 90% dari nilai wajar properti yang dilease.
Lease yang tidak memenuhi salah satu kriteria di atas diklarifikasikan sebagai lease operasi.
Metode Lease Operasi (Lessee)
Lessee membebankan sewa ke periode-periode yang memperoleh manfaat dari penggunaan aktiva dan mengabaikan, dalam akuntansi, setiap komitmenuntuk melakukan pembayaran dimasa depan. Sebagai tambahan, catatan pengungkapan juga diwajibkan untuk semua lease operasi yang memiliki jangkah waktu lease yang tidak dapat dibatalkan melebihi satu tahun.
Pebandingan lease Modal dengan Lease Operasi
Walaupun total beban operasi selama jangkah waktu lease adalah sama baik apakah lease diperlakukan sebagai lease modal maupun lease operasi, namun menurut perlakuan lease modal beban akan lebih besar di tahun-tahun awal dan lebih rendah di tahun-tahun terakhir.

C Akuntansi Oleh Lessor
Tiga keunggulan penting bagi lessor itu adalah sebagai berikut:
1. Pendapatan bunga.
2. Insentif pajak.
3. Nilai residu yang tinggi.
Ekonomi Leasing
` Lessor menentukan jumlah sewa, berdasarkan tingkat pengembalian – suku bunga implisit – yang dibutuhkan untuk menjustifikasi leasing aktiva. Faktor-faktor penting yang dipertimbangkan dalam menentukan tingkat pengembalian posisi kredit lessee, lamanya lease, dan status nilai residu.
Klasifikasi Lease oleh Lessor
Dari sudut pandang lessor, semua lease dapat diklasifikasikan untuk tujuan akuntansi sebagai berikut:
(a) Lease operasi
(b) Lease pembiayaan langsung
(c) Lease jenis penjualan
Perbedaan antara lease pembiayaan langsung dan lease jenis penjualan bagi lessor adalah adanya atau tidak adanya laba (kerugian) produsen atau penyalur.


Metode Pembiayaan Langsung (Lessor)
Lease yang pada hakekatnya adalah pembiayaan atas pembelian aktiva oleh lessee mengharuskan lessor mengganti aktiva yang dilease dengan “piutang pembayaran lease”.
Istilah Pembiayaan Langsung
1. Investasi Kotor (“Piuteng Pembayaran Lease”). Pembayaran lease minimum ditambah nilai residu yang tidak dijamin yang dikrualkan ke lessor pada akhir jangkah waktu lease.
2. Pendapatan Bunga Diterima di Muka.
3. Investasi Bersih. Investasi kotor (piutang) dikurangi pendapatan bunga diterima di muka yang tercakup di dalamnya.
Metode Operasi (Lessor)
Menurut metode operasi setiap penerimaan sewa oleh lessor dicatat sebagai pendapatan sewa. Aktiva yang dilease disusutkan dalam cara yang biasa, dimana beban penyusutan periode berjalan ditandingkan dengan pendapatan sewa.

C. Masalah-Masalah Akuntansi Khusus
Karakteristik perjanjian lease yang mengakibatkan masalah akuntansi yang unik adalah:
1. Nilai residu
Nilai residu adalah estimasi nilai wajar dari aktiva yang dileasepada akhir masa lease. Nilai residu dapat dijamin atau tidak dijamin oleh lease.
2. Lease jenis penjualan (Lessor)
Lease jenis penjualan adalah laba atau rugi kotor produsen atau penyalur.
Istilah Lease Jenis Penjualan
1. Investasi Kotor(“Piutang Pembayaran Lease”).
2. Pendapatan Bunga diterima di Muka.
3. Harga Jual Aktiva.
4. Harga Pokok Penjualan.

Aktiva Tak Berwujud

AKTIVA TAK BERWUJUD

A. KARAKTERISTIK AKTIVA TAK BERWUJUD.
 Aktiva tak berwujud memeiliki tiga karateristik utama :
1. Kurang memeiliki eksistensi fisik.
2. Bukan merupakan instrument keuangan.
3. Bersifat jangka panjang dan menjadi subyek amortisasi. Aktiva tak berwujud menyajikan jasa selama periode bertahun-tahun.
 Aktiva tak berwujud dibagi lagi berdasarkan karakteristik berikut:
1. Dapat diidentifikasi.
2. Cara perolehan.
3. Periode manfaat yang diharapkan.
4. Terpisah dari perusahaan secara keseluruhan.
Pembagian ini menyediakan wawasan mengenai bagaimana persyaratan pelaporan untuk aktiva tak berwujud telah dikembangkan.

B. PENILAIAN
 Aktiva Tak Berwujud yang Dibeli
 Aktiva Tak Bewujud yang dibuat secara Internal
Perlakuan Akuntansi mengenai dua jenis aktiva tak berwujud:
1. Aktiva tak berwujud yang dapat diidentifikasi secara khusus.
Cara perolehan:
a. Dibeli: dikapitalisasi.
b. Dibuat secara internal: dibebankan kecuali biaya itu.
2. Aktiva tak berwujud jenis goodwill.
Cara perolehan:
a. Dibeli: dikapitalisasi.
b. Dibuat secara internal: dibebankan.
C. AMORTISASI
• Adalah: jatuh tempo aktiva tak berwujud.
• Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam menentukan masa manfaat:
1. Ketentuan hokum, peraturan atau kontraktual.
2. Ketentuan untuk pembaharuan atau perpanjangan.
3. Pengaruh keusangan, permintaan, persaingan dan factor-faktor ekonomi lainnya.
4. Masa manfaat dapat pararel dengan ekspektasi umur pelayanan dari pribadi atau kelompok karyawan.
5. Tindakan yang diharapkan dari para pesaing dan yang lain dapat membatasi keunggulankompetitif.
6. Masa manfaat yang tampaknya tidak terbatas mungkin pada kenyataannya dapat menjadi tidak pasti dan manfaatnya tidak dapat memproyeksikan secara layak.
7. Suatu aktifa tak berwujud dapat terdiri dari gabungan banyak factor indifidual dengan umur efektif yang berfariasi.

D. AKTIFA TAK BERWUJUD YANG DAPAT DIIDENTIFIKASI SECARA KHUSUS.
 Paten
Dua jenis utama paten adalah paten produk (product patents), yang meliputi produk fisik aktual, dan paen proses (process patents), yang mengatur proses untuk membuat suatu produk. Paten memberikan kepada pemegangnya hak eksklusif untuk menggunakan, membuat, dan menjual suatu produk atau proses selama periode 20 tahun tanpa campur tangan atau pelanggan dari pihak lain. Dengan hak ekslusif ini, keuntungan dapat diraih.

 Hak Cipta
Hak cipta (copyrights) merupakan hak yang diberikan pemerintah kepada para penulis, pelukis, pemusik, pematung, dan seniman lain atas kreasi dan ekspresi mereka. Hak cipta diberikan selama umur penciptanya ditambah 50 tahun, dan memberikan kepada pemilik, atau pewarisnya, hak ekslusif untuk memproduksi ulang dan menjual suatu pekerjaan artistik atau yang dipublikasikan.

 Merek Dagang dan Nama Dagang
Merek dagang (trademark) atau nama dagang (trade name) adalah suatu kata, frasa, atau simbul yang membedakan atau mengidentifikasai sutu perusahaan atau produk tertentu. Untuk sejumlah pembaharuan kembali yang tak terbatas dalam masing-masing periode selama 20 tahun, sehingga perusahaan yang menggunakan merek dagang yang telah ditetapkan dapat menganggapnya memiliki umur tak terbatas.

 Leasehold
Leasehold adalah suatu persetujuan kontraktual antara lessor (pemilik properti) dan lessee (penyewa property) yang memberikan hak kepada lessee untuk menggunakan property tertentu, yang dimiliki oleh pemilik atau leesor, selama periode waktu tertentu sebagai imbalan atas pembayaran kas yang telah ditetapkan da pada umumya secara periodic.
Masalah khusus muncul pad situasi-situasi berikut:
1. Pembayaran di muka lease.
2. Pengembagan leasehold.
3. Lease modal.


 Waralaba dan Lisensi
Suatu waralaba (franchise) adalah perjanjian kontraktual di mana pemilik waralaba (franchisor) memberikan hak kepada pemegang waralaba (franchisee) untuk menjual produk atau jasa tertentu, untuk menggunakan merek dagang atau nama dagang tertentu, atau melakukan fungsi-fungsi tertentu, biasanya di daerah geografis yang telah ditentukan.

E. GOODWILL.
 Pencatatan Goodwill
1. Goodwill yang diciptakan secara Internal.
Goodwill yang dihasilkan secara internal tidak boleh dikapitalisasi dalam akun, karena pengukuran komponen goodwiil terlalu kompleks dan menghubungkan setiap biaya dengan manfaat masa depan sangat sulit.
2. Goodwill yang Dibeli.
Goodwill hanya dicatat jika keseluruhan perusahaan dibeli, karena goodwill merupakan suatu penilaian “going concern” dan tidak dapat dipisahkan dari perusahaan secara keseluruhan. Untuk mencatat goodwill, nilai pasar wajar dari aktiva berwujud bersih dan dan aktuva tak berwujud yang dapat diidentifikasi dibandingkan dengan harga beli perusahan yang diperoleh. Perbedaaannya dianggap sebagai goodwill, yang menyebabkan mengapa goodwill kadang-kadang disebut sebagai akun “penyumbat” atau “pengisi kesenjangan” atau “penilaian induk (master valuation)”. Goodwill adalah sisa: kelebihan biaya atas nilai wajar aktiva bersih yang dapat diidentifikasi yang diakuisisi.




 Amortisasi Goodwill
Setelah goodwill diakui dalam akun, maka akan diamortisasi. Tiga pendekatan dasar yang disarankan:
1. Membebankan goodwill dengan segera ke ekuitas pemegang saham.
2. Mempertahankan goodwill untuk jangka waktu tidak terbatas kecuali terjadi penurunan nilai.
3. Mengamortisasi goodwill selama masa manfaat.
APB Opinion No.17 menyatakan bahwa goodwill harus dihapus selama masa manfaatnya yang bergantung pada banyak faktor seperti batasan peraturan, permintaan, persaingan, dan keusangan. Profesi akuntan menyatakan bahwa goodwill tidak boleh langsung dihapus atau diamortisasi selama lebih dari 40 tahun.Amortisasi goodwill harus dihitung dengan menggunakan metode garis lurus kecuali jika metode lainnya dianggap lebih sesuai.
 Goodwill Negatif – Badwill
Godwill negative, yang sering disebut secara tidak tepat sebagai badwill, atau pembelian bersaing, muncul ketika nilai pasar wajar aktiva yang diperoleh lebih tinggi daripada harga beli aktiva bersangkutan.
APB Opinion No.16 menyatakan bahwa kelebihan nilai yang ditetapkan pada aktiva tidak lancar perusahaan yang diakuisisi (kecuali investasi jangka panjang dalam sekuritas).

F. PENURUNAN NILAI AKTIVA TAK BERWUJUD.
Perlakuan akuntansi untuk penurunan nilai aktiva tak berwujud dibedakan menjadi dua, yaitu :
1. Aktiva Tak Berwujud yang bisa diidentifikasikan secara terpisah.
2. Aktiva Tak Berwujud yang tidak bisa diidentifikasikan secara terpisah.

G. PENGHENTIAN DAN PELEPASAN
Berdasrkan PSAK 19 ( IAI, 2004 ), suatu aktiva tak berwujud tidak boleh diakui lagi dan harus dihapus dari neraca saat aktiva tersebut dilepas, atau ketika tidak ada lagi manfaat ekonomisnya di masa depan yang diharapkan dari penggunaanya. Selisih antara niali buku aktifa tak berwujud tersebut dengan jumlah penerimaan dari pelepasannya akan diakui sebagai keuntungan atau kerugian dalam laporan laba rugi.

H. PENGUNGKAPAN
Informasi yang harus disajikan dalam laporan keuangan untuk setiap
golongan aktiva tak berwujud sebagai berikut :
1. Masa manfaat atau tingkat amortisasi yang digunakan.
2. Metode amortisasi yang digunakan.
3. Nilai perolehan dan akumulasi amortisasi pada awal dan akhir periode.
4. Unsur pada laporan keuangan yang di dalam nya terdapat amortisasi aktifa tak berwujud.
5. Rekonsiliasi nilai pada awal dan akhir periode.

Sejarah Perkembangan Akuntansi

SEJARAH PERKEMBANGAN AKUNTANSI
A. Evolusi Pembukuan Pencatatan Berpasangan
1. Sejarah awal akuntansi
Kebanyakan scenario tersebut mengakui adanya kehadiran suatu bentuk pelaksanaan pencatatan di sebagian besar kebudayaan sejak sekitar 3000 tahun sebelum masehi.
Menurut A.C. Littleton membuat daftar tujuh prasarat bagi munculnya pembukuan yang sistematis:
Seni Penulisan (The Art Writing), kerana pembukuan pada intinya adalah sebuah catatan; Aritmatika (Arithmetic), karena aspek mekanis dari pembukuan mengandung adanya serangkaian perhitungan sederhana; milik Pribadi (private Property), karena pembukuan haynya berkepentinagn dengan pencatatan fakta-fakta mengenai harta benda dan hak miliknya; Uang( money) yaitu transaksi yang belum selesai, karena tidak ada dorongan untuk membuat catatan apapun jika seluruh pertukaran dilakukan disaat itu juga, perdagangan (commerce), karena sebuah penjualan saja tidak akan menciptakan cukup tekanan ( volume bisnis ) untu merancang manusia mengkoordinasikan berbagai pemikiran kedalam suatu system, modal (capital), karena tanpa modal perdagangan tidak akan berarti dan pemberian kredit menjadi sesuatu yang tidak mungkin bisa di bayangkan.
2. Kontribusi Luca Paccioli
Nama luca pacioli seorang pastor dari ordo fransiskus, pada umumnya diasosiasikan dengan pengenalan pembukuan pencatatan berpasangan untuk pertama kalinya. Pacioli menyarankan agar “ tidak hanya nama dari pembeliatau penjual saat dicatat,begitu pula deskripsi mengenai barangnya yang berat, ukuran atau hasil pengukuran, dan harganya, tetapi syarat pembayaran juga harus ditampilkan dan kapan saja uang diterima atau dikeluarkan, pencatatan akan menyajkan jenis mata uang yang diperguanakan”.



3. Perkembangan pembukuan pencatatan berpasangan
Dalam sebuah usaha menunjukkan bahwa model pencatatan berpasangan telah mengalami evolusi dengan cara yang sangat mirip dengan ilmu pengetahuan secara umum, Cushing mencatatkan serangkaian perkembangan. Perkembanagn tersebut meliputi hal-hal berikut ini:
• Sekitar abad ke-16 terjadi beberapa perubahan di dalam teknik-teknik pembukuan. Perubahan yang patut dicatat adalah diperkenalkannya jurnal-jurnal khusus untuk pencatatan berbagai jenis transakisi yang berbeda.
• Pada abad ke16 dan 17 terjadi evolusi pada parktik laporan keuangan periodic. Abad ke-17 dan 18 terjadi evolusi pada personifikasi dari seluruh akun dan transaksi, sebagai suatu usaha untuk merasionalisasikan aturan debit dan kredit yang digunakan pada akun-akun yang tidak pasti hubungannya dan abstrak.
• Penerapan dari system pencatatan ber[asangan juga diperluas ke jenis- jenis orgasnisasi yang lain.
• Abad ke 17 juga mencatat terjadinya penggunaan akun-akun persediaan yang terpisah untuk jenis barang yang berbeda.
• Dimulai dengan East India Company di Abad ke-17 dan selanjutnya diikuti dengan perkembangan dari perusahaan tadi seiring dengan revolusi industri, akuntansi mendapatkan status yang lebih baik, yang ditunjukkan dengan adanya kebutuhan akan akuntansi biaya, dan kepercayaan yang diberikan kepada konsep-konsep mengenai kelangsungan, periodisitas, dan akrual.
• Metode-metode untuk pencatatan aktiva tetap mengalami evolusi pada abad ke-18.
• Sampai dengan awal abad ke-19, depresiasi untuk aktiva tetap hanya diperhitungkan pada barang dagangan yang tidak terjual. Pada paruh kedua abad ke-19, depresiasi pada industri rel kereta api dianggap tidak dibutuhkan kecuali jika aktiva tetap tersebut dinilai memiliki kondisi yang sudah tidak dapat dipergunakan.
• Pada paruh terakhir dari abad ke-19 terjadi perkembangan pada teknik-teknik akuntansi untuk pembayaran dibayar dimuka dan akrual, sebagai cara untuk memungkinkan dilakukannya perhitungan dari laba periodic.
• Akhir abad ke-19 dan ke-20 terjadi perkembangan pada laporan dana.
• Di abad ke-20 terjadi perkembangan pada metode-metode akuntansi untuk isu-isu kompleks, mulai dari perhitungan laba per saham, akuntansi untuk perhitungan bisnis, akuntansi untuk inflasi, sewa jangka panjang dan pensiun, sampai kepada masalah penting dari akuntansi sebagai produk baru dari rekayasa keuangan (financial engineering).

4. Perkembangan Prinsip-Prinsp Akuntansi di Amerika Serikat
Empat tahap dari proses ini yang dapat diidentifikasikan:
• Tahap Kontribusi Manajemen (1900-1933)
Konsekuensi dari adanya ketergantungan kepada inisiatif manajemen ini akan meliputi:
1. Jika melihat sifat pragmatis dari solusi yang diterapkan, maka kebanyakan teknik-teknik akuntansi kurang memiliki dukungan teoritis.
2. Fokusnya adalah menentukan laba kena pajak dan meminimalkan pajak penghasilan.
3. Teknik-teknik yang diadopsi dimotifasi oleh keinginan untuk meratakan laba (earnings smooth).
4. Masalah-masalah yang kompleks dihindari dan solusi yang cepat diadopsi.
5. Perusahaan yang berbeda akan mengadopsi teknik-teknik Akuntansi yang berbeda untuk masalah yang sama.
• Tahap kontribusi institusi (1933-1959)
1. Pada tahun 1934, kogres menciptakan SEC dengan tugas untuk mengelola beragam hukum-hukum investasi federal, termasuk Undang-Undang Sekuritas pada tahun 1933 yang mengatur penerbitan sekuritas di pasar-pasar antarNegara bagian dan Undang_Undang sekuritas tahun 1934 yang mengatur perdagangan sekuritas.
2. Setelah publikasi yang dilakukan oleh Ripley di dalam suatu artikel yang mengkritik teknik-teknik pelaporan sebagai sesuatu yang memperdayakan sebagai tambahan, komite mengusulkan percobaan resminya yang pertama untuk mengembangkan teknik-teknik akuntansi yang berlaku umum. Dikenal sebagai prinsip-prinsip umum”(board principles) dari May, yang meliputi hal-hal sebagai berikut:
• Bahwa akun-akun pendapatan seharusnya tidak tidak termasuk laba yang belum direalisasi, dan pengeluran- pemgeluaran rutin yang dapat dibebankan kepada laba seharusnya tidak dicatatkan pembebenkannya terhadap laba yang belum direalisai.
• Surplus modal(tambahan modal disetor) hendaknya tidak dibebabankan dengan jumlah yang umumnya dapat dibebankan kepada laba.
• Bahwa surplus yang dihasilakan (atau laba ditahan) dari suatu anak perusahaan yang dibuat sebelum terjadianya akuaisisi adalah bukan menjadi bagian dari surplys keuntungan konsolidasi dari induk perusahaan.
• Bahwa deviden dari saham diperoleh kembali ( treasury stock) tidak dapat dikreditkan ke laba perusahaan
• Bahwa jumlah piutang dari para pejabat, karyawan, dan perusahaan afiliasi hendaknya disajikan secara terpisah.
3. CAP menerbitkan 12 Accounting Research Bulletins (ARB) selama periode 1938-1939 saja , dan tetap terus malakukannya selama masa-masa perang. Periode psca perang adalah masa aktivitas yang sangat banyak bagi CAP, denga diterbitkannya 18 ARB mulai dri tahun 1946 hingga tahun 1953, dengan strategi untuk mengeliminasi praktik-praktik akuntansi yang dicurigai dan dipertanyakan, dan berfokus pada masalah pelaporan khusus, termasuk akuntansi untuk dampak dari perusahaan tingakat harga, dan merekomendasikan konsep kinerja operasional saat ini dengan ARB 32.
• Tahap Kontribusi Profesional (1959-1973)
Ketidakpuasan terhadap CAP dengan sangat jelas diungkapkan oleh presiden AICPA. Suatu Komite khusus atas program riset mengusulkan untuk melakukan pembubaran CAP dan departemen risetnya. AICPA menerima rekomendasi dari komite dan mendirikan Dewan Prinsip Akuntansi (APB) dan Divisi Riset Akuntansi dengan misi untuk memajukan pernyataan tertulis dari apa yang dinyatakan sebagai prinsip akuntansi berlaku umum.
APB juga menerbitkan berbagai opini yang menangani isu-isu controversial, asosiasi akuntansi amerika juga ikut berpartisipasi dengan melakukan beberapa riset atau percobaan. Tetapi usaha yang dilakukan tidak berhasil.
APB ditentang dan dikritk untuk :
1. opini yang terbatas, controversial / ad hoc.
2. kegagalannya untuk memecahkan masalah mengenai akuntansi bagi kombinasi bisnis dan goodwill.
Intervensi dari asosiasi dan agen profesi di dalam formulasi suatu teori akuntansi dipicu oleh usaha-usaha untuk melenyapkan teknik yang tidak dikehendaki dan mengodifikasikan teknik yang dapat diterima.
Ketidakpuasan akibat adanya intervensi professional, adalah suatu cara yang efektif untuk menarik perhatian masyarakat umum akan adanya penyalahgunaan akuntansi yang mendominasi beberapa laporan tahunan tertentu.
• Tahap politisasi (1973-sekarang)
Keterbatasan yang dimiliki oleh baik asosiasi professional maupun manajemen di dalam memformelasikan suatu teori akuntansi telah mengarah kepada pengadopsian suatu pendekatan yang lebih deduktif sekaligus melakukan poltisasi atas proses penetapan standarnya, sebuah situasi yang diciptakan oleh pandangan yang berlaku umum bahwa angka-angka akuntansi mempengaruhi perilaku berekonomi dan sebagai konsekuensinya, aturan akuntansi hendaknya dibuat di dalam arena politik. Sejak awal FASB telah menerapkan sebuah pendekatan deduktif dan quasi politik dalam formulasi dari prinsip-prinsip akuntansi. FASB mendapatkan nilai yang baik, pertama , dengan adanya usaha untuk mengembangkan suatu kerangka kerja teoretis atau kesepakatan dalam akuntansi, dan kedua, dengan lahirnya berbagai kelompok yang berkepentingan yang kontribusinya diperlukan bagi penerimaan umum atas standar baru. Oleh sebab itu, proses penetapan standar memiliki aspek politis di dalamnya.
Setelah menekankan perlunya pemerintahan federal memastikan bahwa perusahaan yang dimiliki public telah benar-benar bertanggung jawab kepada masyarakat, rekomendasi untuk meningkatkan akuntabilitas perusahaan :
1. Kongres hendaknya menerapkan pengawasasn yang lebih ketat atas praktik akuntansi yang telah disetujui oleh pemerintahan federal.
2. Kongres hendaknya menyusun sasaran-sasaran akuntansi yang komprehensif bagi pemerintahan federal untuk memandu agen dan departemen dalam melaksanakan tanggung jawab mereka.
3. Kongres hendaknya melakukan amandemen UU sekuritas federal untuk mengembalikan hak individu yang mengalami kerugian.
4. Pemerintahan federal hendaknya menetapkan standar akuntansi keuangan bagi perusahaan yang dimilki public.
5. Pemerintahan federal hendaknya mengharuskan lima belas KAP terbesar nasional memberikan laporan opersional dasar dan laporan keuangan tahunan.
6. Pemerintahan federal hendaknya memberi izin KAP yang bertindak sebagai auditor independent untuk kepentingan pelaksanaan audit dannjasa akuntansi saja.

5. Akuntansi dan Kapitalisme
Akuntansi dan kapitalisme saling dikaitkan oleh beberapa sejarawan ekonomi dengan adanya klaim umum bahwa pembukuan pencatatan berpasangan adalah suatu hal yang vital di dalam perkembangan dan evolusi dari kapitalisme.
Hubungan antara akuntansi dan kapitalisme ini selanjutnya dikenal sebagai tesis atau argument SOMBART, yang mengemukakan bahwa tranformasi aktiva menjadi nilai abstrak dan ekspresi kuantitatif dari aktivitas dan akuntansi yang sistematis dalam bentuk pembukuan pencatatan berpasangan membuat adanya kemungkinan seorang wirausahawan yang kapitalis untuk melakukan, merencanakan, mengukur dampak dari aktivitas yang dilakukan serta melakukan pemisahan dari pemilik dan bisnis itu sendiri, sehingga memungkinkan adanya pertumbuhan bagi perusahaan.
Peranan dari pencatatan berpasangan di dalam ekspansi ekonomi setelah berakhirnya abad pertengahan :
• Memberikan kontribusi bagi munculnya satu sikap baru atas kehidupan ekonomi.
• Semangat baru untuk melakukan akuisisi yang didukung dan didorong oleh adanya perbaikan dari perhitungan ekonomis.
• Rasionalisme yang meningkat dengan adanya organisasi yang sistematis.
• Pembukuan pencatatn berpasangan mengizinkan adanya pemisahan atas kepemilikan dan manajemen dan karenanya meningkatkan pertumbuhan dari perusahaan besar dengan saham gabungan.
Menurut Yamey, bahwa pembukuan dengan pencatatan berpasangan tidak pernah digunakan untuk melacak laba dan modalnya, namun hanya digunakan untuk mencatat suatu transaksi.
Perbedaan pandangan mengenai pembukuan dengan pencatatan berpasangan terjadi antara Yamey dan Sombart, yaitu pada interpretasi atas pentingnya teknik-teknik awal pencatatan berpasangan dan penggunaannya, tetapi Winjum berpendapat yang bertentangan dengan pendapat Yamey, yaitu dengan menujukan bukti bahwa penetuan laba-rugi menjadi salah satu segi yang penting dalam pembukuan pencatatan berpasangan.

6. Relevansi Sejarah Akuntansi
Sejarah Akuntansi adalah studi atas evolusi yang terjadi pada pemikiran, praktik, dan institusi akuntansi sebagai respons dari perubahan lingkungan dan kebutuhan social.
Dalam kaitannya dengan perspektif kebijakan, sejarah akuntansi melakukan peran yang instrumental dalam memberikan pemahaman yang lebih baik atas permasalahan akuntansi serta kebijakan umum yang diambil.
Berkaitan dengan praktik akuntansi, sejarah akuntansi dapat memberikan penilaian yamg lebioh baik atas praktik akuntansi yang berlaku dengan cara melakukan perbandingan terhadap metode yang pernah digunakan di masa lalu.

7. Isu-isu Akuntansi International
Tiga konsep utama mengenai akuntansi internasional :
• Akuntansi untuk induk perusahaan-anak perusahaan di luar negeri atau akuntansi untuk anak perusahaan.
Merupakan konsep dengan ruang lingkup yang paling tua dan sempit, karena konsep ini memperkecil akuntansi internasional ke dalam proses pengsolidasian akun-akun dari induk perusahaan dan anak perusahaan serta mentranslasikan mata uang asing ke dalam mata uang local.
• Akuntansi komparatif
Untuk mengarahkan akuntansi internasional kepada studi dan pemahaman atas perbedaaan-perbedaan nasional di dalam akuntansi.
• Akuntansi universal atau dunia.
Merupakan konsep yang paling luas lingkupnya, karena mengarahkan akuntansi internasional menuju studi atas prinsip akuntansi yang diterima secara universal. Tujuannya untuk mendapatkan standarisasi lengkap atas prinsip akuntansi secara internasional.
Istilah harmonisasi sebagai kebalikan dari standarisasi yang memiliki arti sebuah rekonsiliasi atas berbagai sudut pandang yang berbeda.
Manfaat dari harmonisasi :
• Bagi banyak Negara, akan mengurangi biaya penyiapan untuk menerapkan standar kodifikasi akuntansi dan audit yang memadai dan juga menjadikan Negara tersebut menjadi bagian dari arus utama standar akuntansi yang berlaku secara international.
• Internasionalisasi yang berkembang dari perekonomian dunia dan menigkatnya saling ketergantungan dari Negara-negara di dalam kaitannya dengan perdagangan dan arus investasi international.
• Para pemasok modal, di dalam ,maupun di luar negeri, cenderung untuk mengandalkan diri pada laporan keuangan untuk mengambil keputusan investasi dan pinjaman terbaim serta cenderung menunjukan pilihannya pada pelaporan yang dapat diperbandingkan.

Pendapatan

PENDAPATAN
Pengertian
Yang membentuk pengertian pendapatan adalah :
1. Kenaikan Aset
Untuk dapat mengatakan bahwa pedapatan ada atu timbuk, harus terjadi transaksi atau kejadian yang menaikkan asset atau menimbulkan aliran masuk asset. Tidak ada batasan bahwa asset harus berupa kas atau alat likuid lain. Akan tetapi, tidak semua kenaikan aset dapat menimbulkan pendapatan. Paton dan lityleton (1970, hlm 47) menyebutkan bahwa asset dapat bertambah karena berbagai transaksi, kejadian, atau keadaan sebagai berikut:
a. Transaksi pendanaan yang berasal dari kreditor dan investor
b. Laba yang berasal dari kegiatan investasi,
c. Hadiah, donasi, temuan
d. Revaluasi asset yang telah ada
e. Penyediaan dan/atau penyerahan produk (barang dan jasa).
2. Operasi Utama Berlanjut
Pengerrian operasi utama menunjuk kegiatan sebagaimana pengertian operasi dalam klasifikasi kegiatan yang membentuk statement aliran kas yaitu , operasi (operating), investasi (investing), dan pendanaan (financing).
3. Penurunan Kewajiban
Pendapatan tidak hanya didefinisikan dari sudut kenaikan asset tetapi juga dari penurunan atau pelunasan kewajiban. Hal ini terjadi bila suatu entitas telak mengalami kenaikan asset sebelumnya misalnya menerima pembayaran dimuka dari pelngggan. Jadi alih-alih kenaikan asset, pendapatan dapat didefinisikan sebagai penurunan kewajiban .
Suatu Entitas
Dimasukkannya kata entitas atau perusahaan dalam definisi mengisyaratkan bahwa konsep kesatruan usaha dalam pendefinisian. Pendapatan didefiniskan sebagai kenaikan ast bukannya kenaikan ekuitas bersih meskipun kenaikanaset tersebut akhirnya berpengaruh terhadap kenaikan ekuitas bersih.
4. Produk Perusahaan
Disini, pendapatan didefinisikan secara fisis bukan moneter. Aliran aset dari pelnggan berfungsi hanya sebagai pengukur tetapi bukan pendapatan itu sediri; produk fisis yang dihasilkan oleh kegatan usah itulah yang merupakan pendapatan. Ada dua aliran yang berkaitan dengan pendapatan yaitu alian fisis dan moneter.
5. Pertukaran
Paton dan littleon memasukkan kata perukaran (exchange) dalam definisinya karena pendapatan akhirnya harus dinyatakan dalam satuan moneter untuk dicatat dalam sisitem pembukuan. Satuan moneter yang paling objektif adalah kalu jumlah rupiah tersebut merupakan hasl transaksi atau pertukatran antara pihak independent.
6. Berbagai Bentuk Nama
Pendapatan adalah konsep yang bersifat generic dan mencakupi semua pos dengan berbagai bentuk dan nama apapun. Pendapatan untuk perusahaan perdagangan misalnya, disebut dengan penjualan.
Untung
Seperti pendapatan , kata kunci yang melakat pada pengertian untung adalah :
1. Kenaikan ekuitas (asset bersih)
2. Transaksi peripheral atau incidental
3. Selain yang berua pendapatan atau investasi oleh pemilik
FASB merinsi lebh lanjut transaksi, kejadian, atau keadaan yang menimbulkan untung menjadi empat sumber atau karakteristik yaitu (SFAC No, 6, prg.89):
1. Periferal dan incidental :misalnya penjualan investasi dalam surat berharga, penjualan asset tetap, pelunasan utang obligasi sebelum jatu tempo
2. Transfer nontimbal balik (nonreciprocal transfers) dengn pihak lain: misalnya hadiah dan donasi (bagi organisasi nonprofit) dan penerimaaan ganti rugi pemenangan tuntutan perkara hokum.
3. Penahanan asset (holding assets) misalnaykenaikan harga sekuritas investasi, kenaikan nilai tukar valuta asing,dan kenaikan karena penhanan sediaan (holding giants).
4. Faktor lingkunagn : misalnya ganti rugi asuransi musibah alam yang melebihi kos asset yang rusak.
Pengakuan Pendapatan
Pengakuan adalah pencatatan jumlah rupiah secara resmi kedalam system akuntansi sehingga jumlah tersebut tereflesikan dalam statement keuangan. Pengertian atau definisi pendapatan harus dipisahkan dengan pengakuan pendapatan bahkan pengertian pendapatan sebenarnya juga harus dipisahkan dengan pengukuran pendapatan. Pembentuk Pendapatan
Pembentuk pendapatan adalah suatu konsep yang berkaitan dengan masalah kapan dan bagaimana sesungguhnya pendapatran itu timbul atau menjadi ada.
Realisasi Pendapatan
Dengan konsep realisasi, pendapatan baru dapat dikatakan terjadi atau terbentuk ada saat terjadi kesepakatan atau kontrak dengan pihak independent (pembeli) untuk membayar produk baik produk selesai dan diserahkan atau maupun belum dibuat sama sekali. Kriteria Pengakuan Pendapatan
Pendapatan belum dapat dinyatakan ada dan diakui sebelum terjadinya penjualan yang nyata. Atas dasar pemikiran ini. FASB mengajukan dua criteria pengakuan pendapatan atau untung yang keduanya harus terpenuhi yaitu (SAFC No. 5, prg.83):
a. Terrealisasi atau cukup pasti terealisasi (realized or realizable)
b. Terbentuk/terhak (earned)
Saat Pengakuan Pendapatan
A. Pada Saat Kontrak Penjualan
Dapat terjadi perusahaan telah menandatangani kontark perusahaan dan bahkan sudah menerma kas untuk sekuruh nilai kontrak tetapi perusahaan belum mulai produksi barang
Selama Proses Produksi Secara Berahap
• Akresi
• Apresiasi
• Penghematan Kos
B. Pada Saat Produksi Selesai
Kalau sudah ada kontark penjalan sebelumnya, tidak ada masalah dengan pengakuan pada saat produk selesai karena pendapatan sudah terealisasi dan pada saat produk selesai pendapatan secara subtansial sudah terbentuk.
Pada saat Penjualan
• Kembalian dan Potongan Tunai
• Kos Purna-Jual
• Kerugian Piutang
C. Pada Saat Kas Terkumpul
Pengakuan pendapatan pada saat kas terkumpul sebenarnya merupakan pengakuan pendapatan berdasarkan asas kas (cash basis). Pengakuan dasar kas digunakan uantuk tranaksi penjualan yang barang atau jasanya telah diserahkan/dilaksanakan tetapi kasnya baru akan diterima secra berala dalam waktu yag cukup panjang.

Kewajiban

KEWAJIBAN
Pengertian:
a. Menurut FASB definisi Kewajiban adalah: pengorbanan manfaat ekonomik masa datang yang cukup pasti yang timbul dari keharusan sekarang suatu kesatuan usaha untuk mentransfer aset atau menyediakan dan menyerahkan jasa kepada kesatuan lain dimasa datang sebagai akibat transaksi atau kejadian masa lalu.
b. Menurut IASC kewajiban mungkin bisa dikaitkan dalam statement posisi finansial ketika dah hanya ketika:
• Kemungkinan bahwa pengorbanan yag akan datang terhadap potensial servis atau keuntungan ekonomi masa depan akan diperlukan.
• Jumlah dari kewajiban dapat diukur realisasinya
c. Menurut AASB adalah pengorbanan masa depan terhadap potensial servis atau ekonomi manfaat ekonomi masa depan bahwa entitas hadir mengharuskan untuk membuat entitas lainnya sebagai hasil akhir dari transaksi atau akhir kegiatan lainnya.
d. Menurut APB adalah obligasi ekonomi dapat diciptakan dengan diakui dan diukur di dalam kenyamanannya dengan prinsip akuntansi berterima umum. Kewajiban juga terdiri dari bebrapa perbedaan kredit bahwa bukan obligasi tetapi itu di akui dan diukur didalam prinsip akuntansi berterima umum.

Pengorbanan Manfaat Ekonomik
Untuk dapat disebut sebagai kewajiban, suatu obyek harus memuat suatu tugas (duty) atau tanggung jawab (responsibility) kepada pihak lain yang mengharuskan kesatuan usaha untuk melunasi, menuaikan, atau melaksanakannya dengan cara mengorbankan manfaat ekonomik yang cukup pasti di masa datang.

Keharusan Sekarang
Untuk dapat disebut sebagai kewajiban, suatu pengorbanan ekonomik di masa datag harus timbul akibat keharusan (obligations and duties) sekarang.

Akibat Transaksi atau Kejadian Masa Lalu
Untuk mengakui sebagai kewajiban, selain definisi, kriteria yang lain (keterukuran, keberpautan, dan keterandalan) juga harus dipenuhi. Transaksi atau kejadian masa lalu adalah kriteria untuk memenuhi definisi tetapi bukan kriteria untuk pengakuan.

Hak Kewajiban Tak bersyarat
Konsep hak – kewajiban (unconditional right offset) menyatak bahwa walaupun kontrak telah dtandatangani, salah satu pihak tidak mempunyai kewajiban apapun kontrak telah ditandatangani, salah satu pihak tidak mempunyai kewajiban apapun sebelum pihak lain memenuhi apa yang menjadi pihak lain.
Selanjutnya, most mengemukakan hal yang harus dipertimbangkan untuk memilih saat yang tepat, yaitu:
a) Pemenuhan definisi aset dan kewajiban
b) Kekuatan mengikat (firmness of the comittent) yaitu seberapa kuat bahwa pelaksanaan kontrak tidak dapat dibatalkan
c) Kebermanfaatan bagi keputusan.
Karakteristik Pendukung
Keharusan membayar kas, Identitas terbayar jasa, Berkekuatan hukum
Pengakuan, Pengukuran dan Penilaian
A. Pengakuan
Empat kaidah pengakuan kewajiban yaitu:
Ketersedian dasar hokum, Keterapan konsep dasar konservatisme, Ketertentuan substamsi ekonomik transaksi, Keterukuran nilai kewajiban
Pengakuan kewajiban bergantung
Ketentuan untuk mengakui kewajiban yang berkaitan dengan rugi (FASB):
• Ketertagihan piutang usaha
• Keharusan berkaitan dengan jaminan produku dan kerusakan produk
• Resiko rugi atau kerusakan propertis kesatuan usaha akibat kebakaran, ledakan, dan bahaya lainnya
• Ancaman pengambilalihan aset oleh pemerintah
• Persengketaan yang memberatkan atau menunggu keputusan
• Klaim atau pungutan yag telah diajukan atau yang mungkin yang terjadi.
• Jaminan terhadap utang pihak lain.
• Keharusan bank komersial dalam ikatan standy letters of credit.
• Perjanjian untuk membeli kembali piutang atau asset yang terkait yang telah dijual.

B. Pengukuran
Pengukuran dilakukan setelah suatu kewajiban terukur dengan cukup pasti. Terjadinya kewajiban pada umumnya disertai dengan pemerolehan aset / timbulnya biaya. Pemerolehan aset dapat berupa aset moneter maupun nonmoneter.
Penghargaan sepakatan merupakan suatu kewajiban merefleksi nilai setara tunai atau nilai sekarang kewajiban yaitu jumlah rupiah pengorbanan sumber ekonomik seandainya kewajiban dilunasi pada saat terjadinya.
1. Kewajiban dalam pembelian kredit
2. Diskon dan premium utang obligasi
Nilai jatuh tempo = rupiah kesepakatan saat penerbitan obligasi
3. Makna harga efektif obligasi
Makna harga efektif terjadi ketika segera setelah transaksi terjadi.
4. Diskun Obligasi
5. Premium obligasi
6. Kewajiban moneter dan nonmoneter
Kewajiban moneter adalah kewajiban yang pengorbanan sumber ekonomik masa depannya berupa kas dengan jumlah rupiah dan saat yang pasti.
Kewajiban nonmoneter adalah keharusan untuk menyediakan baran dan jasa dengan jumlah dan saat yang cukup pasti yang biasanya timbul karena pnerimaan pembayaran dimuka untuk barang dan jasa tersebut.

C. Penilaian
Kalau pengukuran mengacu pada penentuan nilai sekarang pada saat terjadinya, penilaian mengacu pada penentuan nilai keharusan sekaran pada setiap saat antara terjadinya kewajiban sampai dilunasinya kewajiban. Jadi, penilaian kewajiban pada saat tertentu adalah penentuan jumlah rupiah yang harus dikorbankan seandainya pada saat tersebut kewajiban harus dilunasi.

Pelunasan
Pelunasan merupakan tindakan atau upaya yang sengaja dilakukan oleh kesatuan usaha untuk memenuhi kewajiban pada saatnya dan dalam kondisi normal usaha.
Pelunasan merupakan pemenuhan secara langsung kepada pihak yang berpiutang.
Pelunasan dapat dibagi 2, yaitu :
• Pelunasan langsung, disebut juga pelunasan yuridis karena kewajiban kepada pihak yang berpiutang secara yuridis harus melalui transaksi langsung yang benar-benar terjadi.
• Pelunasan tidak langsung, terjadi apabila kesatuan usaha melakukan tindakan yang mengarah ke pelunasan. Ex : pembentukan dana khusus, dll.

Transfer aset finansial
Untuk melunasi kewajiban, suatu entitas dapat melakukan transfer aset finansial, barang, atau jasa. Bila kewwajiban dilunasi, pada saat itu pelunasan dianggap tuntas. Lain halnya kalau pelunasan kewajiban dilakukan dengan transfer aset finansial, akan menimbulkan keterlibatan berlanjut antara pentransfer dan aset transferan atau tertranfer.

Pelunasan sebelum jatuh tempo
Bila kewajiban dilunasi pada saat jatuh tempo, nilai jatuh tempo dengan sendirinya merefleksi nilai sekarang kewajiban, sehingga tidak ada elisih antara jumlah rupiah yang dibayar dan nilai nominal.
Bila kewajiban dilunasi seblum jatuh tempo, debitor harus menebus utang tersebut dengan harga pasarnya sehingga terjadi selisih antara nilai bawaan dan nilai penebusan.

Utang terkonversi
Merupakan salah satu instrumen finansial, dimana dapat disebut pula sekuritas utang yang biasanya mempunyai status sebagai kewajiban dan ekuitas.

Pembebasan substantif
Pengakuan kewajiban pada saat terjadinya pembebasan substantif dapat dimanfaatkan oleh debitor untuk melakukan manajemen laba dan peningkatan kinerja secara kosmetik karena keuntungan debitor adalah:
a. Kewajiban dihapus dari nerca sehingga rasio kewajiban-ekuitas membaik.
b. Laba tahun berjalan akan meningkat dengan jumlah untung yang terjadi dalam pengawaakuan kewajiban.
c. Untung pengawaakuan kewajiban tidak dikenai pajak.
d. Bila aset berupa obligasi pemerintah, perusahaan dapat menghemat pajak.
e. Pembebasan substantif memungkinkan perusahaan untuk memperlakukan kewajiban jangka panjang seperti mengelola surat-surat berharga di sisi aset.

Penyajian
Secara umum, kewajiban disajikan dalam neraca atas dasar urutan kelancarannya sejalan dengan penyajian asset. PSAK No. 1 (pasal 39) menggaris bahwa asset lancer disajikan menurut urutan likuiditas, sedangkan kewajiban disajikan menurut urutan jatuh tempo.

Hak mengkompensasi
Kehendak manajemen tidak cukup kuat untuk menimbulkan apa yang disebut hak mengkompensasi atau hak mengontra.
Berbagai syarat agar kondisi untuk melakukan hak mengkompensasi diperbolehkan :
1. Kontrak bersyarat, kontrak yang hak dan kewajibannya bergantung pada kejadian masa datang yang belum tentu terjadi.
2. Kontrak pertukaran, kontrak yang mewajibkan adanya pertukaran asset dan kewajiban di masa datang.
Secara umum, pengkompensasian asset dan kewajiban dalam neraca tidak layak, kecuali terdapat hak mengontra.

Biaya

BIAYA

Pengertian
Dari berbagai sumber dan lawan dari pendapatan, terdapat karakteristik penting yang melekat pada makna biaya yaitu:
1. Aliran keluar atau penurunan asset
Aset dalam hal ini harus diartikan sebagai semua asset perusahaan sebagai satu kesatuan (bukan hanya asset tertentu misalnya sediaan bahan baku).
2. Akibat kegiatan yag membentuk operasi utama yang menerus
Yang dimaksud dengan kegiatan utama adalah kegiatan penciptaan pendapatan (laba) yang dipresentasikan dalam kegiatan memproduksi/mengirim barang atau menyerahkan/melaksanakan jasa.
3. Kenaikan Kewajiban
Semua badan autoritatif mendefinisikan biaya hanya dari sudut asset tetapi juga dari kenaikan kewajiban. Alsannya adalah agar makna biaya cukup luas untuk mencakup pula pos-pos yang timbul dari pemyesuaian akhir tahun. Itulah sebabnya Kam (1990) menyarankan penggunaan frasa “using up of goods and services” dari pada “using up of asset”(pemanfaatan asset).
4. Penurunan Ekuitas
Definisi APB dan IAI secara eksplisit menyebut bahwa penurunan asset akhirnya akan mengubah ekuitas (result in decreases in equity). Pendefinisan ini sebenrnya menegaska bahwa akuntansi menganut konsep kesatuan usaha sehingga ekuitas secra konseptual adalah utang perusahaan terhadap pemilik. Oleh karena itu, turunnya asset sebagai biaya harus mengakibatkan turunnya ekuitas.
5. Aliran Fisis atau Moneter?
Bahwa biaya timbul dari penyerahan/produksi barang (form delivering or producing goods) atau dari pelaksanaan jasa (rendering services) memberi isyarat bahwa FASB memaknai biaya (penurunan asset) sebagai kejadian fisis (physical event). Definisi Kan dilandasi oleh pemikian bahwa biaya meupakan kejadian moneter yaitu perubahan nilai asset, kewajiban, atau ekuitas. Nilai ini diukur dengan kos barang dan jasa yang dapat dikuasai dan dimanfaatkan kesatuan usaha melalui penyerhan asset (pembelian tunai), penimbulan kewajiban (pembelian kredit), dan peningkatan ekuias (pembelian denga saham perusahaan sebagai penghargaan).
Rugi
Sebagai lawan makna untung, kata-kata kunci yang melekt pada pengertian rugi adalah:
1. Penurunan ekuitas (asset bersih)
2. Transaksi peripheral atau incidental
3. Selain aa yang didefinisikan sebagi biaya atau selain distribusikan ke pemilik
Untuk disebut rugi, kejadian yang menimbulkan harus eriferal atau incidental atau diluar Kendali manajemen. Seperti untung empat sumber rugi yang diidentifikasi FASB adalah (SAFC No.6, prg.85):
a. Periferal incidental
b. Transfer nontimbal balik (nonreciprocal transfers)
c. Penahanan asr
d. Faktor lingkungan
Pengakuan Biaya
Pengakuan menyangkut masalah kriterian pengakuan (recognition criteria) yaitu apa yang harus dipenuhi agar penurunan nilai asset yag memenuhi definisi biaya atu rug dapat diakui dan masalah saat pengakuan (recognition rules atau timing) yaitu peristiwa atau kejadian apa yang menandai bahwa criteria pengakuan telah dipenuhi.
Kriteria Pengakuan
Biaya atau rugi pada umumnya diakui bila mana salah satu dari kedua criteria berikut dipenuhi (SAFC No.5,prg.85):
a. Konsumsi manfaat (consumption of benefit)
b. Lenyapnya atau berkurangnya manfaat masa datang (loss or lack of future benefit)
Kaidah atau Saat Pengakuan
Konsumsi manfaat
Kaidah Pengakuan APB
Kaidah pengakuan sebenarnya dilandasi oleh basis asosiasi yang oleh APb disebut sebagai prinsip pengakuan biaya pervasive atau luas (pervasive expense recognition principle). Hal ini dinyatakan oleh APB sebagai berikut:
a. Mengasosiasi sebab dan akibat (associating cause and effect).
b. Alokasi sistematik dan rasional (systematic and rastional allocation)
c. Pengakuan segera (immediate recognition)



Hubungan Kos dan Biaya
Kos adalah pengukuran biaya atau biaya direpresentasi dengan kos sehinggga secara tennis da praktis biaya sering disebut kos saja. Memeng biaya selalu dapat disebut kos tidak selalu dapat disebut biaya karena kos dapat juga merepresebtasi asset.
Proses dan Konsep Penandingan
Proses penandingan adalah proses penentuan laba dengan cara mengukur atau menakar dahuku pendapatan untuk suatu periode dan barulah kemudian menentukan biaya berkaita dengan pendapatan tersebut. Konsep penandingan adalah dasar pemikiran untuk menghubungkan pendapatan dan biaya sehingga laba yang dihasilkan bermakna.
Kelayakan Ekonomik
Dasara penandingan yang paling utama adalah kelayakan ekonomik (economic reasonsbleness) bukannya dasar akiran fisis semata-mata. Kos suatu factor jasa yang digunakan dalam operasi hanya akan dibebankan ke pendapatan sebanding dengan produk yang dianggap telah menghasilkan pendapatan.
Basis Asosiasi
Dalam rangka menghubungkan biaya dan biaya, perlu dipertimbangkan basis asossiasi yag menggambarkan penandingan yang secara ekonomik layak. Berbagai basis akuntansi berikut ini:
1. Asosiasi Sebab dan Akibat
Hubungan biaya dan pendapatan bersifat ekonomik bukannya fisis.
2. Identifikasi kos Produk
Kos yang melekat pada produk terjual akan langsung dibebankan sebagai biaya. Kos sediaan baru dibebankan sebagai biaya kalu produk telah terjual.
3. Produk Usang Atau Musiman
Masalah lain yang berkaitan dengan penandingan atas dasar sebab-akibat adalah adanya produk musiman yang tidak laku dijual. Persoalanya adalah apakah kos produk musiman yang tidak laku terjual merupakan sebab (sebagai biaya) atau bukan (sebagai rugi).
4. Barang Rusak
Kalau kerusakan atau penurunan mutu merupakan karakteristik kegiatan normal operasi perusahaan maka jumlah rupiah yang mengukur kos kerusakan atau penurunan mutu dapat diperlakukan sebagai kos produksi yang akhirnya menjadi biaya. Sebaliknya, kalau kerusakan atau cacatnya produ merupakan hal yang tidak biasa terjadi (karena kelalaian atau musibah) maka jumlah rupiah tersebut dapat diperlakukan sebagai rugi.
Biaya Antisipasian
Biaya antiaipasian adalah biaya yang dianggap menyebabkan timbulnya pendapatan tetapi baru terjadi setelah pendapatan diakui. Sebagai contoh adalah kos yang berkaitan dengan purna jual, seperti jaminan penjualan, jaminan reparasi gratis, dan pengumpulan piutang.
Alokasi Sistematik dan Rasional
Alokasi sistematik dan rasional merupakan proses penandingan degan peroda sebagai penakar pendapatan dan biaya. Prose ini sering disebut penandinagan periode. Dalam pengakuan biaya, diasumsikan bahwa yang menerima manfaat dan potensi jasa adalah perioda bukannya produk. Dasar panandingan ini sebenarnya merupakan alternative dasar sebab akibat karena tidak selalu mudah mengidentifikasi hubungan sebab akibat antara pendapatan dnga biaya.
Pendekatan Non alokasi
Thomas menyatakan bahwa alokasi hanya dapat dipertahankan bila tiga criteria berikut dipenuhi:
1. Keterlambatan (additivity). Keseluruhan harus sama dengan hasil penggunggungan bagian-bagian.
2. Ketekraguan (unambiguity). Metode slokasi harus unik dan jelas untuk tiap tujuan. Artinya untuk tujuan yang sama tidak boleh terdapat beberapa pilihan metode.
3. Ketepertahankanan (defensibility) untuk metode yang dipilih, penentuan kebujakan harus dapat memperahankan argument yang meyakinkan bahwa pilihan unil dan lebih baik dari alternative lain.
Hanya karakteristik pertama dan keduan dipenuhi oleh alokasi dalam akuntansi. alokasi menglami masalah dalam karalteristik ketiga.
Pembebanan Arbitrer
Kalau tidak ada alasan yang kuat untuk menunda pembebanan kos untuk mencapai penandingan sebab akibat dan juga tidak ada dasar alokasi yang layak, suatu kos biasaya akan langsung dibebankan dalam perioda terjadinya. Ini berarti bahwa kos ditandingkan dengan pendapatan secara arbitrer.
Makna Depresiasi
• Depresiasi Sebagai Proses Akumulasi Dana
Pengertian ini didasari oleh gagasan bahwa untuk dapat mempertahankan kelangsungan hidup, perusahaan harus dapat mengganti fasilitas fisik yang habis umurnya.
• Depresiasi Sebagai Pemulihan Investasi
Pemulihan investasi secra konseptual sama dengan pendangan diatas tetapi dianggap bahwa fasilitas fisis didanai dengan utang
• Depresiasi sebagai proses penilaian
Pendefinisian depresiasi sebagai bagian kos yang dibebankan secara sistematik dan rasional merupakan pemaknaan depresiasi secara sintaktik. Artinya, de[resiasi sisefiisikan sebagai penerapan prosedur.
• Depresiasi sebagai Sarana Penandingan Kos dengn Kontribusi Pendapatan Neto
Pemaknaan depresiasi ni sebenarnya sama dengan pemaknaan depresiasi secara konvensioal yaitu alokasi kos atas dasar pola penyerapan. Perbedaanya adalah pola penyerapan tidak langsung didasarkan atas penyerapan jasa tetapai atas dasa pendapatan neto yang dihasilkan oleh fasilitas fisis bersangkutan.

Aset

ASET


Pengertian
FASB mendefinisikan asset dalam rerangka konseptualnya sebagai berikutt (SAFC No. 6,prg.25): Aset adalah manfaat ekonomik masa dating yang cukup pasti yang diperoleh dikendaliakan oleh suatu emtitas sebaga akibat transaksi masa lalu. APB No.4 merinci asset yang digolongkan sebagia sumber ekonomk sebagia berikut (prg 57):
1. Sumber produktif (productive resources)
2. Produk (products) yang merupekan keluaran kesatuan usaha
3. Uang (money)
4. Klaim untuk menerima uang (claims to receive money)
5. Hak pemilikan atau investasi pada perusahaan lain (ownership interest in other enterprises).
Tiga karakteristik utama yang harus dipenuhi agar suatu objek atau pos dapat disebut asset :
1. Manfaat Ekonomik
2. Dikuasai oleh Entitas
3. Akibat Transaksi atau Kejadian Masa Lalu

Karakteristik Pendukung
FASB menyebutkan beberapa karakteristik pendukung, yaitu;
• Melibatkan Kos, Berwujud, Tertukaran , Terpisahkan

Pengukuran
Pengukuran bukan merupakan criteria untuk mendefinisikan asset tetapi merupakan kriteria pengakuan asset. Salah satu criteria pengakuan asset adalah keterukuran (measurability) manfaat ekonomik masa datang. Yang dimaksud pengukuran dalam pembahasan di sisni adalah penentuan jumlah yang harus dilekatkan pada suatu objek asset pada saat terjadinya yang akan dijadikan data dasar untuk mengikuti alran fisis objek.


Kos Sebagai Pengukuran dan bahan Olah Akuntansi
Konsep dasar penghargaan sepakatan menegaskan bahwa penngukur asset pada saat pemerolehan yang paling objektif adalah jumlah rupiah yang terlibat dalam transaksi pertukaran antara dua pihak independent yang sama-sama berkehendak (arm’s length bargaining). Jumlah rupiah tersebut akan menjadi bahan olah akuntansi yang disebut kos. Jadi, kos dalam arti luas mempunyai makna sebagai agrergat harga (price aggregate) dalam pemerolehan suatu asset.

Penghargaan Sepakatan sebagai Bukti
Transaksi pertukaran (jual-beli) dapat dijadkan landasan menentukan kos yang terandalkan karena penghargaan sepakatannya didasarkan atas mekanisme pasar yang bebas sehinggga tia menjadi bukti validitas pengukuran kos lebih-lebih dalam mekanisme pasar sempurna (perfect market).

Pengakuan Kos
Besar kecilnya kos yang harus dicatat pertama-kali sebagi pengukur suatu asset pada saat pemerolehan ditensukan oleh ; (1) batas kegiatan yang disebut pemerolehan dan (2) jenis penghargaan.

Batas Kegiatan
Secara konseptual pembentukankos suatu asset (baik berwujud atau tidak ) adalah semua pengeluaran (pengorbanan sumber ekonomik) yang terjadi atau diperlukan akibat kegiatan pemerolehan suatu asset sampai tia ditempatkan pada kondisi siap dipakai atau berfungsi sesuai dengan pemerolehannya.

Jenis Penghargaan
Agar penghargaan yang telah disetujui dapat dicatat dalam system akuntansi. penghargaan tersebut harus dinyatakan dalam satuan uang. Bila transaksi terjadi dalam mekanisme pasar bebas antara pihak independent, kos tunai (cash cost) adalah pengukur asset yang paling valid dan objektif.

Kos Dalam Barter
Barter atau pertukaran asset adalah pemerolehan asset (biasanya asset berwujud atau non moneter) dengan penghargaan berupa asset berwujud atau nonmoneter. Prinsip-prinsip penentuan kos asset yang diterima dalam barter atau pertukaran:
1. Pertukaran taksejenis, tanpa pembayaran tombok
2. Pertukaran taksejenis, dengan pembayaran tombok
3. Pertukaran sejenis, tanpa pembayaran tombok
4. Pertukaran sejenis, dengan pembayaran tombok
5. Pertukaran sejenis, dengan penerimaan tombok

Saham Sebagai Penghargaan
Saham sebagai penghargaan nerupakan salah satu bentuk pemerolehan asset dengan barter Pengukuran yang tepat untuk menentukan kos adalh jumlah rupiah uang yang akan diterima oleh perusahaan seandainya perusahaan menerbitkan saham-saham yang digunakan unuk penghargaan.

Kos Dalam Reorganisasi
Pengukuran kos harus didasrkan atas keadaaan seakan-akan perusahaan baru berdiri (fresh start). Jadi dianggap bahwa asset perusahaan merupakan suatu kesatuan berbagai aset yang baru dibeli.

Hadiah atau Hibah
Fasilitas atau factor ekonomik yang digunakan dalam operasi perusahaan, tanpa memandang asalnya, harus diperlakukan dengan sesame sebagia potensi jasa.

Temuan
Dalam kondisi yang khusus seperti ini, suatu pengukur baru kos atas dasar jumlah tunai implisit. Jumlah ni adalah jumlah rupiah uang tunai (kas) yang pasti diperlukan untuk memperoleh sunber alam atau teknik pemrosesan tersebut seandainya keduanya sudah dalam keadaan siap pakai atau status siap dipasarkan atau dikomersilkan.

Kos Dalam Pembelian Kredit
Kos yang sebenarnya dalam transaksi kredit bukanlah beberapa nilai kontrak yang harus dilunasi dalam beberapa kali angsuran tetapi beberapa kos yang sebenarnya pada saat transaksi.

Potongan Tunai dan Keringanan
Kos akan tercatat terlalu tinggi kalau potongan tunai (cash discount) dan keringanan-keringanan (allowances) lain tidak dikurangkan terhadap harga kesepakatan.
Penilaian
Pengukuran (measurement) adalah penentuan angka satuan pengukur terhadap suatu objek untuk menunjukkan makna tertentu objek tersebut.

Tujuan Penilaian Aset
Tujuan penilaian asset harus berpaut dengan tujuan pelaporan keuangan, Tujuan pelaporan keungan adalah menyediakan informasi yang dapat membantu investor dan kreditor dalam menilai jumlah, saat, dan ketidakpastian aliran kas bersih ke badan usaha.

Nilai Masukan
Nilai masukan didasarkan atas jumlah rupiah yang harus dikeluarkan atau dikorbankan untuk memperoleh asset atau objek jasa tertentu yang masuk dalam unit usaha.
1. Kos Historis
2. Kos Pengganti
• Nilai penaksiran , Nilai wajar ,Nilai terealisasi bersih dikurangi laba normal
3. Kos Harapan

Nilai Keluaran
Nilai didasarkan atas jumlah rupiah kas atau penghargaan lainnya (nonkas) yang diterima suatu unit usaha apabila suatu asset atau potensi jasa akhirnya keluar dari kesatuan usaha melalui pertukran atau konversi.
1. Harga Jual Masa Lalu
2. Harga Jual Sekarang
3. Nilai Terealisasi Harapan
4. Kos Pasar yang Lebih Rendah

Penilaian Menurut FASB
1. Historical cost
2. Current (replacement) cost
3. Current market value
4. Net realizable value
5. Present (or discounted) value of future cash flows

Pengakuan
1. Deteksi adanya asset (detection of existence test)
2. Sumber ekonomika da kewajiban (economic resources and obligation test)
3. Berkaitan dengan entitas (entity association test)
4. Mengandung nilai (non-zero magnitude test)
5. Berkaitan dengn waktu pelaporan (temporal association test)
6. Verifikasi (verification)

Beban Tangguhan
Kos yang mempunyai karakteristik unik sehingga menimbulkan masalah penangguhan pembebanan misalnya adalah yang terlibat dalam transaksi, kejadian, atau keadaan berikut:
1. Sewaguna
2. Bunga selama masa konstruksi asset tetap
3. Riset dari pengembangan
4. Eksploitasi minyak dan gas bumi
5. Eksplorasi minyak valuta asing
6. Sumber daya manusia
7. Kos organisasi

Laba

LABA

Pengertian
Dalam perpajakan makna income adalah : jumlah kotor sehingga diterjemahkan sebagai penghasilan.
Sedangkan dalam istilah umum, income adalah : jumlah bersih (di mana merupakan selisih pengukuran pendapatan dan biaya secara akrual.

Tujuan pelaporan laba
Laba akuntansi dapat digunakan menjadi :
1. Indicator efisiensi dalam penggunaan dana
2. Pengukur kinerja perusahaan
3. Dasar penentuan pengenaan pajak
4. Alat pengendali alokasi sumber daya ekonomik suatu Negara
5. Dasar pembagian deviden,dll

Konsep laba konvensional
Maksud dari laba konvensional adalah laba akuntansi yang sekarang berjalan.

Laba akuntansi mempunyai beberapa kelemahan :
1. Belum didefinisi secara semantic
2. PABU menjadi pedoman pengukurannya
3. Penyajian dan pengukuran masih difokuskan pada pemegang saham
4. Belum memperhitungkan pengaruh perubahan daya beli,dll.

Konsep laba dalam tataran semantic
• Pengukur kinerja
Laba dapat mempresentasikan kinerja efisiensi karena laba menentukan ROI, ROA, dan ROL sebagai pengukur efisiensi.
• Konfirmasi harapan investor
Melakukan perekayasaan pelaporan keuangan untuk meyakinkan bahwa harapan-harapan investor di masa lalu tentang perusahaan memang terealisasi. Dengan demikian laba dapat diartikan sebagai sarana mengkonfirmasi harapan-harapan tersebut.
Maksud dari pernyataan di atas adalah : bahwa investor dalam mengambil kebijakan investasinya melalui prediksi laba.
• Estimator laba ekonomik
Terdapat beberapa criteria pembeda antara laba akuntansi dan laba ekonomik, yaitu :
Sudut pandang pemaknaan, dasar pengukuran, pengertian ekonomik, makna depresiasi, unit pengukur, sasaran pengukuran / sifat laba, konsep dasar yang melandasi, fungsi asset.
Apabila laba akuntansi tidak mendapat gangguan akibat penerapan PABU, laba akuntansi akan menjadi predictor yang andal seperti laba ekonomik.
• Makna laba
Makna laba secara semantic meliputi : pengukur efisiensi, konfirmasi harapan investor, estimator laba ekonomik.
Dari berbagai pengertian, karakteristik laba secara umum adalah :
1. Kenaikan kemakmuran
2. Perubahan dalam periode tertentu
3. Suatu perubahan dapat dinikmati, didistribusi, asalkan kemakmuran awal dipertahankan.
• Laba dan capital
Laba dan capital merupakan sesuatu hal yang berbeda.
Capital merupakan sediaan kemakmuran pada saat tertentu, sedangkan laba adalah aliran kemakmuran atau merupakan aliran potensi jasa yang dapat dinikmati dalam kurun waktu tertentu dengan tetap mempertahankan tingkat potensi jasa mula-mula.

• Konsep pemertahanan capital
Dilandasi suatu gagasan bahwa entitas berhak mendapatkan kembalian dan menikmati nya setelah capital dipertahankan keutuhannya.

Konsep laba dalam tatanan sintaktik
Makna tatanan semantic dikembangkan menjadi tatanan sintaktik, berarti konsep laba harus dioperasionalkan dalam bentuk standar dan prosedur akuntansi yang mantap dan objektif sehingga angka laba dapat diukur dan disajikan dalam statemen keuangan.
• Pendekatan transaksi
Dengan pendekatan ini laba diukur dan diakui pada saat terjadinya transaksi terutama transaksi eksternal yang kemudian terakumulasi sampai akhir periode.
• Pendekatan kegiatan
Dengan pendekatan ini, laba dianggap timbul bersamaan dengan berlangsungnya kegiatan.
• Pendekatan pemertahanan capital
Laba merupakan konsekuensi dari pengukuran capital pada 2 titik waktu yang berbeda, maka dengan konsep ini, statemen keuangan diukur atas dasar pendekatan asset – kewajiban.
• Pengukuran atau penilaian capital
Cara menilai capital :
1. Jenis capital
Jenis capital berkaitan dengan karakteristik dan wujud capital.
Dalam hal ini terdapat 2 jenis konsep :
 Capital financial
Adalah klaim dipandang dari jumlah rupiah atau nilai yang melekat padanya tanpa memperhatikan wujud fisis klaim tersebut.
 Capital fisis
Adalah sumber ekonomik yang dikuasai oleh entitas yang dimaknai sebagai kapasitas produksi fisis, yaitu kemampuan menghasilkan barang dan jasa.
2. Dasar penilaian


• Skala pengukuran
Adalah unit pengukur yang dapat dilekatkan pada suatu objek sehingga objek tersebut dapat dibedakan besar-kecilnya dari objek lain atas dasar unit pengukur tersebut.
• Skala nominal
Atau kata lainnya skala rupiah nominal adalah satuan rupiah sebagaimana telah terjadi tanpa memperhatikan perubahan perubahan daya beli dengan berjalannya waktu akibat perubahan kondisi ekonomik.
• Skala daya beli
Atau skala daya beli konstan adalah untuk mengatasi kelemahan skala rupiah nominal.

Dasar atau atribut pengukuran
Terdapat 2 dasar penilaian penting yang berpaut dengan penentuan laba , yaitu :
• Kos historis
Merupakan jumlah rupiah sepakatan yang telah tercatat dalam system pembukuan. Dipilih karena objektif dan dapat diuji kebenarannya.
• Kos sekarang
Menunjukkan jumlah rupiah harga pertukaran yang diperlukan sekarang oleh unit usaha untuk memperoleh asset yang sama jenis dan kondisinya yang setara.

Pengukuran laba dengan mempertahankan capital
Terdapat 3 faktor penentu capital : jenis, skala, dan dasar penilaian
Terdapat juga berbagai pengukuran laba sebagai hasil penilaian capital pada 2 waktu yang berbeda.
Berbagai pendekatan penilaian capital dan implikasinya terhadap penentuan laba :
• Kapitalisasi aliran kas harapan
• Penilaian pasar
• Setara kas sekarang
• Harga masukan historis
• Harga masukan sekarang
• Pemertahanan daya beli konstan

Konsep laba dalam tataran pragmatic
Teori akuntansi pragmatic yaitu pengaruh yang diakibatkan jika suatu informasi benar-benar digunakan oleh pengguna informasi.
• Predictor aliran kas ke investor
Secara pragmatic laba bermanfaat karena diperlukan untuk menyediakan angka prakiraan laba yang pada akhirnya membantu untuk memprediksi aliran kas masa dating.
• Laba dan harga saham
Laba akuntansi akan menentukan harga saham sehingga bermanfaat bagi investor.
• Perkontrakkan efisien
Didasarkan pada aspek dan implikasi hubungan dengan keagenan.
Aspek pragmatic laba dalam perkontrakkan efisien didasarkan pada gagasan bahwa kontrak akan efisien kalau laba akuntansi menjadi criteria dalam kontrak tanpa memandang aspek semantic.
• Pengendalian manajemen
Pengendalian manajemen menuntut adanya kontrak-kontrak internal yang memerlukan berbagai tingkat laba akuntansi sebagai unsure kesepakatan.
• Teori pasar efisien
Pasar modal merupakan sarana untuk mempertemukan pengguna dana dan pentedia dana serta sarana untuk memperjual-belikan surat-surat berharga khususnya saham.
• Bentuk efisien pasar
Terdapat 3 bentuk efisiensi :
1. Bentuk lemah
2. Bentuk semi kuat
3. Bentuk kuat

Laba sebagai signal
Laba akuntansi yang diumumkan via statemen keuangan merupakan salah satu signal dari himpunan informasi yang tersedia bagi pasar modal. Laba merupakan sarana untuk menyampaikan signal-signal dari manajemen yang tidak disampaikan secara public.
• Pengujian kandungan informasi laba
Apakah suatu laba mengandung informasi, dapat ditunjukkan oleh reaksi pasar terhadap pengumuman laba sebagai suatu peristiwa.
• Pengujian peristiwa
Laba mempunyai efek pragmatic terhadap perilaku pasar modal.
• Laba dan teori entitas
Konsep kesatuan mempunyai implikasi terhadap pengertian pendapatan, biaya, dan laba.
Teori entitas yang banyak dibahas dalam literature TA adalah
1. Entitas usaha bersama
2. Entitas usaha atau bisnis
3. Entitas investor
4. Entitas pemilik
5. Entitas pemilik residual
6. Entitas pengendali
7. Entitas dana
Teori entitas selalu dikaitkan dengan partisipan dalam kegiatan ekonomik yaitu : manajer, karyawan, investor, kreditor, pemerintah, dan entitas lain yang terlibat.
Penyajian laba
Walaupun teori entitas yang dibahas diatas berkaitan dengan masalah penyajian, masalah lebih difokuskan pada masalah konseptual tentang apa yang disebut laba.

PERTANYAAN:
1. Dengan cara apa investor mengambil kebijakan investasinya?
2. Apabila perusahaan mengalami penurunan laba,bagaimana yang dilakukan perusahaan dan cara apa agar perusahaan dapat stabil lagi?

Ekuitas

EKUITAS

Pengertian
Dalam kerangka dasar Standar Akuntansi Keuangan (2002), misalnya, Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) mendefinsikan ekuitas sebagai berikut (pasal 49):
Ekuitas adalah hak residual atas aktiva setelah dikurangi semua kewajiban
Godfrey, Hodgson, dan Holmes (1997) membedakan ekuitas dan kewajiban atas dasar criteria berikut (hkm 421-423):
a. Hak-hak masing-masing pihak atas dasar penyelesaian klaim
b. Hak penggunaan asset dalam operasi
c. Substansi asset dalam operasi
Perjanjian menimbulkan hak dan kewajiban. Substansi ekonomik perjanjian antara kreditor dengan perusahaan berbeda dengan antara pemegang saham dan perusahaan dalam hal risiko terhadap rugi. Karena kreditor diprioritaskan, risiko mereka lebih kecil dibandingan pemegang saham. Pemegang saham menanggung segala risiko yang berkaitan dengan operasi perusahaan.

Komponen Ekuitas Pemegang Saham
Dari segi riwayat terjadinya dan sumbernya, ekuitas pemegang saham diklasifikasikan atas dasr dua komponen penting yaitu modal di setor dan laba ditahan. Modal setoran dipecah menjadi modal saham (capital stock) sebagai modal yuridis (legal capital) dan modal setoran tambahan (additional paid-in capital), dan komponen lain yang mereflesikan transaksi pemilik (misalnya saham treasuri atau modal sumbangan).

Tujuan Penyajian Ekuitas
Pada umumny, tujuan pelaporan informasi ekuitas pemegang saham adalah menyediakan informasi kepada yang berkepentingan tentang efisiensi dan kepengurusan (stewardship) manajemen. Tujuan lain adalah menyediakan nformasi tentang riwayat serta prospek investasi pemilik dan pemegang ekitas lain. Informasi tantang kewajiban yuridis perseroan terhadap para pemegang saham dan pihak loainnya juga merupakan tujuan penyajian ekuitas pemegang saham ini.

Perbedaan Modal Setoran dan Laba Ditahan
Klasifikasi ekiytas pemegang saham menjadi modal setoran dan laba ditahan sebenarnya merefleksi pembedaan atas dasar sumber. Ditinjau dari sumber, ada beberapa komponen yang membentuk skuitas pemegang sahanm yaitu:
1. Jumlah rupiah yang disetorkan oleh pemegang saham
2. Laba ditahan yang merupakan sis laba setelah pembagian deviden
3. jimlah rupiah yag timbul akibat apresiasi/revaluasi asset fisis tertentu
4. Jumlah rupiah donasi dari pihak nenpemegang saham
5. Sumber lainnya
Laba ditahan pada dasrnya adalah terbentuk dari akumulasi laba yang dipindahkan dar akunikhtisar laba rugi (income Summary). Begitu saldo laba ditutup ke laba ditahan, sebenarnya saldo laba tersebut telah lebur menjadi elemen modal pemegang saham yang sah.

Modal Yuridis
Sebagai pasangan laba ditahan, modal setoran dibedakan menjadi midal yuridis dan modal setoran lain (agio/premium modal saham). Modal Yuridis timbul karena ketentuan hokum yang mengharuskan bhwa harus ada sejumlah rupiah yang harus dipertahankan dalam rangka perlindungan terhadap pihak lain. Bentuk ketentuan hokum ini adalah bahwa saham harus mempunyai nilai nominal atau minimum yang dinyatakan untuk menunjukkan hak yuridis. Modal yuridis merupakan jumlah rupiah minimal” yang harus disetor oleh investor sehiingga membentuk modal yuridis (legal capital).

Besarnya Modal Yuridis
Dalam hal saham bernilai nominal (par stock), modal yuridis dapat sama dengan jumlah yang dikenal dengan nama modal saham (capital stock). Modal saham menunjukkkan jumlah rupiah perkalian antara cacah saham beredar dengan nilai nominal per saham. Jumlah ini merupakan jumlah rupiah yang secra yuridis menjadi hak pemegang saham walupaun dalam transaksi pembelian saham jumlah rupiah yang disetor/dibayar melebihi modal yuridis tersebut.



Modal Setoran Lain
Nominal saham sering dianggap bukan merupakan harga efektif saham sehingga secara akuntansi penentuan niali nominal saham sebenarnya tiadak bermakna ekonomik. Ada dua alasan penerbitan saham tanpa nilai nominal yaitu (1) untuk menghindari utang bersyarat dalam hal saham terjual dibawah harga nominal dan (2) tidak ada hubungan antara nilai nominal dengan harga pasar saham.

Perubahan Modal Setoran
Berbagai sumber yang dapat mengubah setoran adalah berbagai masalah teoritisnya adalah:
a. Pemesanan saham (stock subscriptions)
b. Obligasi terkonversi atau berhak-tukar (convertible bonds)
c. Saham Istimewa terkonversi atau berhak-tukar (convertible stock)
d. Deviden saham (stock dividends)
e. Saham treasuri (treasury stock)

Pemesana Saham
Pada umumnya, pada saat perseroan didirikan atau saat melakukan penawaran public perdana (Initial Public Offering atau IPO), perusahaan telah menetapkan apa yang disebutmodal dasar (authorized capital stocks). Dengan autorisasi tersebut perusahaan akan mencetak sertifikat saham. Sertifikat saham yang tercetak ini akan menjadi apa yang sering disebut saham dalam portepel (unissued stock).

Obilgasi Terkonversi
Kalau hak tukar diguakan (exercised), yang terjadi adalah perubahan status kewajiban menjadi modal setoran. Masalh teoritisanya adalah manantukan jumlah rupiah yag dapat dianggap sebgai modal setoran sehinggga modal saham dan kelebihan di atas modal saham (kalau ada) dapat ditentukan. Dalam hal ini, ada dua nilai yang dapat diguanakn sebagai basis kapitalisasi yaitu :
1. Nilai Buku (book value) atau nilai bawaan (carrying value) obligasi pada saat pertukaran.
2. Harga pasar obligasi ayau harga pasar saham (mana yang paling objektif).
Secara konseptual, pengakuan laba atau rugi tidak valid karena konversi merupakan transaksi modal bukan operasi. Secara teoritis, transaksi modal tidak menimbulkan pendapatan, laba, atau rugi.

Saham Prioritas Terkonverensi
Pengukuran jumlah rupiah yang harus diakui sebagai modal setoran dapat menggunakan cara seperti pada obligasi terkonversi. Dengan pendekatan pertama, nilai nominal saham dan premium/diskun ditransfer ke modal pemegang saham bias. Tidak ada untung atau rugi yang diakui pada saat konversi tersebut. Konversi ini semata-mata manandai perubahan status atau hak dua golongan pemegang saham. Perubahan ini sering disertai penerbitan sertifikat saham biasa baru dan penarikan serifikat saham prioritas atau istimewa. Pendekatan kedua dapat juga diterapkan. Kalau ada selisih antara harga pasar baik saham biasa maupun saham prioritas, selisih tersebut harus dikompensasi ke atau dari laba ditahan. Pendekatan ini mengisyaratkan diterimanya konsep kesatuan usaha kerena laba ditahan dianggap sebagai ekuitas perusahaan yang terpisah atau indpenden.

Deviden Saham
Deviden saham adalah distribusi deviden dalam bentu ksaham yang sejenis dengan saham yang mula-mula diterbitkan. Bila distribusi deviden saham tidak disertai dengan kapitalisasi laba ditahan, deviden saham akan menyerupai pemecahan saham (stock split). Pemecahan saham adalah penurunan nominal (atau nilai nyataan/stated split) per saham dengn cara menukar satu saham yang beredar dengan dua atau lebih saham beredar baru yang nilai nominal sahamnya merupakan pecahan dari nominal nilai saham semula.

Karakteristik Deviden Saham
Dari sudut pandang kesatuan usaha, deviden saham bukan merupakan pembagian laba karena tidak ada penurunan asset perusahaan atau kenaikan utang perusahaan. Hal ini berbeda dengan deviden kas jelas merupakan pendapatan bagi penerima karena ada transfer kemakmuran (wealth) ke pemegang saham. Dari sudut pandang kesatuan pemilik deviden saham bukan merupakan laba bagi penerimanya. Alasannya adalah bahwa laba perseroan juaga merupakan laba pemilik. Oleh karena itu, deviden kas dianggap sebagai pengambilan atau prive oleh pemlik dari sesuatu yang memang sudah menjadi haknya sehingga tidak ada tambahan kemakmuran. Kapitalisasi dapat didasarkan, pada:
• Kapitalisasi Atas dasr Nilai Nominal
• Kapitalisasi Atas dasar Harga Saham
Pendekatan dua-transaksi ini menjadi valid kalau pemegang saham mempunyai opsi untuk menerima deviden kas atau menerima jumlah yang sama dalam bentuk sejumlah saham yang dihitung atas dasar harga pasar saham.

Hak Beli Saham
Hak beli saham adalah hak yang diberikan bagi pemegang saham lama untuk membeli sejumlah saham (proposianal dengan pemilik). Hal ini biasanya dimaksudkan untuk memperahankan pemilikan pemegang saham lama. Pada umumnya, hak beli saham umurnya tidak lama dan harga beli saham dengan hak beli tersebit biasanya lebih rendah dari harga pasar saham bersangkutan.

Opsi saham
Opsi merupakan instrument yang digolongakan sebagi sekuritas turunan saham atau derivative-saham (equity-derivative securities). Disebut turunan karena harus ada sekuritas yang melandasi atau menjadi basis (underlying securities). Sesara umum opsi diartikan sebagi klim mambeli atau manjual saham tertentu yang sengaja diciptakan olek investor untuk dijual kepada investor lain.

Waran
Perusahaan dapat juga menjual hak beli saham (rights) kepada nonpemegang saham dengan menjual kupon pe,belian saham atau waran. Dalam PSAK No. 41 IAI mendefinisikan waran sebagi berikut, Waran adala efek yang diterbitkan oleh suatu perusahaan yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk memesan saham dari perusahaan tersebut pada harga dan jamgka waktu tertentu (pasal 3).

Konsep Dua_Transaksi
Dengan konsep ini. Pemerolehan kembali saham sebagai saham treasuri dianggap sebagai likuiditas ekuitas pemegang saham sedangkan panjualan kembali saham treasuri dianggap sebagai penerbitan saham baru. Konsep ini disebut dengan pendekatan niali nominal (par-value approach) karena harga penarikan atau penjualan kembali ditandingkan dengn nilai nominal.

Saham Treasuri
Transaksi yang jelas mengurangui modal setor adalah penarikan kembali untuk sementara saham menjadi saham treasuri. Beberapa alasan perusahaa melakukan penarikan kembali saham treasuri adalah;
a. Saham tersebut diterbitkan kembali kepada karyawan dalam program opsi saham
b. Saham tersebut akan digunakan untuk membeli perusahaan lain dalam transaksi penggabungan usaha (business combination).

Konsep Satu Transaksi
Konsep ini disebut juga dengan metode kos karena jumlah rupiah total yang dibayarkan dianggap seakan-akan merupakan kos pembelian dan penjualannya kembali dianggap sebagai satu transaksi. Artinya, pembelian dan penjualan dianggap sebagai kesatuan transaksi untuk mencapai tujuan yang diinginkan denga transaksi saha treasuru tersebut.

Perubahan Laba Ditahan
Terdapat dua factor utama yang mempengaruhi besarnya laba ditahan yaitu laba atau rugi periodk dan pembagian deviden. Laba yang dipindahkan dari akun laba Rugi (Income Summary) adalah laba yang merupakan selisih seluruh elemen-elemen transaksi operasi dalam arti luas yang disebut laba komprehensif. Transaksi lain yang dapat mempengaruhi laba ditahan adalah transaksi yang tergolong transaksi modal.

Perubahan Akuntansi
Ada tiga macam perubahan akuntansi yaitu
1. Perubahan prinsip atau metode akuntansi (change in accounting principle or method)
2. Perubahan taksiran akuntansi (change in accounting estimate)
3. Perubahan Kesatua pelaporan (change in the reporting entity)
Ada tiga alternative atau metode yang diusulkan
1. Penyesuaian Retroaktif
2. Penyesuaian Sekarang
3. Penyesuaina Sekarang dan Prospektif

Aplikasi Standar
Pedoman umum yang diberikan dalam APB No.20 untuk memperlakukan berbagai perubahan akuntansi
1. Perubahan prinsip atau metode akuntansi
2. Perubahan taksiran akuntansi
3. Perubahan kesatuan/subjek pelaporan

Kuasi-Reorganisasi
Kuasi-reorganisasi adalah reorganisasi tanpa melalui reorganisai secara hokum yang dilakukan dengn menilai kembali akun-akun aktiva dan kewajiban pada nilai wajar dan mengeliminasi saldo deficit. Dewan Standar akuntansi menetapkan syarat-syarat perusahaan yang dapat melakukan kuasi-reorganisasi yaitu (PSAK No. 51, pasal 11), yaitu
1. Perusahaan mengalami deficit dalam jumlah yang material
2. Perusahaan harys memiliki status usaha dan memeiliki prospek yag baik pada saaat kuasi-reorganisasi dilakukan
3. Perusahaan tidak sedag menghadapi permohonan kepailitan
4. Tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku
5. Saldo ekuitas sesudah kuasi-reorganisasi harus positif.