Sabtu, 15 Mei 2010

HARGA TRANSFER (akmen)

HARGA TRANSFER

Pengertian
Harga transfer (transfer price) adalah harga jual khusus yang dipakai dalam pertukaran antardivisional untuk mencatat pendapatan divisi penjualan (selling division) dan biaya divisi pembelian (buying division).
Pertukaran internal yang diukur oleh harga transfer menghasilkan :
1. Pendapatan bagi pusat pertanggungjawaban yang menyerahkan yakni divisi penjualan produk.
2. Biaya bagi pusat pertanggungjawaban yang menerima yakni divisi pembelian produk.

Tujuan Penentuan Harga Transfer
Tujuan penentuan harga transfer adalah untuk mentransmisikan data keuangan di antara departemen-departeman atau divisi-divisi perusahaan pada waktu mereka saling menggunakan barang dan jasa satu sama lain.
Tujuan lainnya dari penentuan harga transfer adalah untuk mengevaluasi kinerja segmen dan dengan demikian memotivasi manajer divisi penjualan dan devisi pembelian menuju keputusan-keputusan yang serasi dengan tujuan perusahaan secara keseluruhan. Selain itu perusahaan-perusahaan dengan lingkup multinasional menggunakan penentuan harga transfer untuk meminimalkan pajak, tarif, dan bea mereka di seluruh dunia.
Manajemen puncak juga sangat berkepentingan dengan harga transfer. Pertama, merupakan kepentingan perusahaan untuk menghindari friksi yang tidak perlu antara divisi penjualan dan divisi pembelian. Kedua, kapasitas divisi penjualan haruslah digunakan untuk memaksimalkan profitabilitas seluruh perusahaan.
Dalam kenyataannya, terdapat dua pendekatan untuk menetapkan harga transfer : harga transfer dasar pasar dan harga transfer dasar biaya. Harga transfer dasar biaya memakai biaya variable standar maupun biaya penuh standar.

Harga Transfer Dasar Pasar (Market-Based Transfer Price)
Harga pasar (market price) adalah harga pemelian ataupun penjualan oleh pembeli dan penjual independent. Harga transfer dasar pasar (market-based transfer price) adalah harga pasar luar produk dan boleh saja disesuaikan untuk penghematan biaya angkut, kredit dan biaya lainnya yang dapat dihindari dengan menjual ke divisi terkait di dalam perusahaan. Harga pasar, jikalau memang dapat ditentukan, merupakan harga transfer yang paling ideal. Pada umumnya, bilamana terdapat harga pasar untuk produk atau jasa yang dijual di antara kalangan dalam perusahaan, maka perusahaan akan menggunakan harga pasar sebagai basis harga transfernya.
Harga transfer dasar pasar dirancang untuk digunakan dalam organisasi-organisasi yang sangat terdesentralisasi. Artinya, pendekatan ini diterapkan pada organisasi-organisasi dimana manajer-manajer divisional mempunyai otonomi memadai dalam pengambilan keputusan sehingga berbagai divisi dapat dianggap seolah-olah sebagai perusahaan yang mandiri dengan tanggung jawab laba mandiri pula. Gagasan dalam penggunaan harga pasar untuk mengendalikan harga transfer adalah untuk menciptakan kondisi pasar kompetitif yang akan muncul manakala berbagai divisi benar-benar merupakan perusahaan-perusahaan yang terpisah dan terlibat dalam tawar-menawar di pasar terbuka yang bebas.
Harga transfer berdasarkan harga pasar dapat disesuaikan dengan memperhitungkan penghematan-penghematan biaya atas penjualan kepada pihak internal perusahaan. Sebagai contoh, pada saat penjualan dilakukan kepada pelanggan dari luar perusahaan, penjualan tersebut biasanya dilakukan secara kredit. Penjualan secara kredit kepada pihak luar umumnya memerlukan biaya modal yang dibenamkan dalam piutang dagang dan biaya piutang tidak tertagih.

Keterbatasan Harga Pasar
Harga transfer tidak selalu dapat didasarkan pada harga pasar karena harga pasar tidak selalu ada. Bahkan meskipun produk serupa dijual di pasar, divisi pembelian mungkin membeli dalam jumlah yang sedemikian banyaknya sehingga harga pasar menjadi tidak relevan. Perusahaan-perusahaan raksasa dalam industri baja, otomotif, pertambangan, dan peralatan listrik adalah sedemikian besarnya sehingga apabila sebuah komponen dibeli dari pasar luar sebagai pengganti pembelian dari dalam, maka pembelian tersebut dapat menimbulkan pergeseran permintaan pasar yang menyebabkan harga pasar berfluktuasi.
Langkah-langkah berikut perlu diikuti manakala perusahaan menggunakan pendekatan penentuan harga transfer dasar pasar :
1. Membentuk sistem pencarian data yang terandalkan untuk memantau secara berkala harga pasar dan melaporkan manakala terjadi perubahan harga.
2. Divisi pembelian haruslah membeli produk dan jasa secara internal sepanjang kondisinya bisa diperbandingkan dengan kesempatan pembelian dari luar.
3. Apabila divisi penjualan tidak memenuhi semua kondisi yang ditawarkan oleh pasar, maka divisi pembelian sewajarnya diserahi wewenang untuk membeli dari pihak luar perusahaan.
4. Divisi penjualan haruslah bebas menolak transaksi internal yang tidak sama menguntungkannya dibandingkan dengan transaksi penjualan kepada pihak luar.
5. Menyediakan atau mendistribusikan informasi akuntansi manajemen ke seluruh organisasi yang akan dipakai dalam mengevaluasi apa yang menguntungkan bagi divisi penjualan, divisi pembelian, dan perusahaan secara keseluruhan.
6. Membentuk sekelompok manajer yang independent untuk membahas mengenai ketidaksepakatan menyangkut harga transfer di antara divisi penjualan dan divisi pembelian serta menawarkan solusi yang adil bagi semua pihak.

Harga Transfer Dasar Biaya (Cost-Based Transfer Price)
Baik biaya aktual maupun biaya standar (dianggarkan) boleh saja dipakai dalam menerapkan pendekatan dasar biaya. Apabila biaya aktual (actual cost) yang dipergunakan maka inefisiensi divisi penjualan akan dialihkan ke divisi pembelian. Akibatnya divisi penjualan tidak akan termotivasi untuk mengendalikan biaya secara efisien manakala biaya inefisiensinya dapat secara otomatis ditimpakan kepada divisi pembelian. Untuk mencegah hal ini terjadi maka biaya aktual seyogyanya tidak dipakai sebagai dasar untuk menetapkan harga transfer. Sebagai gantinya biaya standar bisa digunakan. Apabila memakai biaya standar maka harga transfer dasar biaya (cost-based transfer price) didasarkan pada biaya variabel standar atau biaya penuh standar ( biaya tetap ditambah biaya variabel) pabrikasi.

Biaya Variabel Standar
Alasan untuk memilih biaya produksi variable sebagai harga transfer adalah bahwa harga tersebut memberikan informasi biaya kesempatan yang akurat. Apabila biaya variable standar yang digunakan maka komponen biaya yang diperhitungkan adalah biaya bahan baku langsung, tenaga kerja langsung dan overhead pabrikasi variable. Sedangkan biaya overhead pabrikasi tetap tidak disertakan dalam harga transfernya.
Keunggulan utama mendasarkan harga transfer pada biaya variable standar (standard variable cost) adalah bahwa biaya variable standar biasanya setara dengan biaya marjinal seuah produk atau jasa.
Kelemahan besar mendasarkan harga transfer pada biaya variable standar adalah bahwa metode ini memberikan marjin kontribusi sebesar nol kepada divisi penjualan yang melakukan penjualan bilamana harga jual sama dengan biaya variabelnya.

Biaya Penuh Standar
Apabila biaya penuh standar yang diterapkan, maka komponen biaya bahan baku langung, tenaga kerja langsung, dan biaya overhead (tetap maupun variable) akan disertakan dalam penghitungan harga transfer. Permasalahan dengan metode ini adalah bahwa jumlah yang ditransfer ke divisi pembelian kerap dianggap merupakan biaya variable oleh divisi pembelian. Hal ini pada gilirannya dapat mengakibatkan keputusan yang buruk bagi divisi ini sehingga dapat mengurangi laba perusahaan secara keseluruhan.

Harga Transfer Negosiasian (Negotiated Transfer Prices)
Harga transfer negosiasian biasanya dipengaruhi oleh apakah biaya tetap sudah tertutupi atau belum, apakah divisi penjualan beroperasi pada kapasitas penuh atau tidak dan seberapa kuat daya tawar-menawar divisi penjualan dan divisi pembelian.
Terdapat kelemahan harga transfer negosiasian :
1. Seorang manajer divisional yang mempunyai informasi pribadi dapat memanfaatkan manajer divisi lainnya.
2. Ukuran-ukuran kinerja bisa terdistorsi oleh kecakapan negosiasi manajer-manajer yang terlibat. Harga transfer negosiasian karena menyangkut juga keputusan produksi dapat sekedar merefleksikan kecakapan negosiasi kedua belah pihak ketimbang pertimbangan-pertimbangan ekonomi. Kecakapan negosiasi seyogyanya tidak menjadi faktor tunggal atau dominan dalam mengevaluasi manajer divisi.
3. Negosiasi dapat memakan banyak waktu dan tenaga.
4. Negosiasi dapat menyebabkan persaingan diantara manajer-manajer divisi yang terlibat. Persaingan ini dapat mengurangi semangat kerjasama dan kesatuan yang sangat penting di seluruh organisasi.
Terlepas dari kelemahannya, harga transfer negosiasian menawarkan beberapa keunggulan menyangkut keserasian tujuan, otonomi dan evaluasi kinerja yang akurat. Selain itu harga transfer negosiasian merupakan wahana untuk mencapai keserasian tujuan di seluruh organisasi. Apabila negosiasi membantu memastikan adanya keserasian tujuan maka manajemen puncak tidak perlu campur tangan dalam urusan-urusan divisional.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar